<![CDATA[Alasan dilakukannya penelitia ini adalah untuk menganalisis upaya guru PAI dan Budi Pekerti dalam pencegahan radikalisme dengan penanaman moderasi beragama di kalangan pelajar SMA N 3 Purwokerto. Penelitian ini menggunakan jenis bentuk penelitian metode deskripstif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi di SMA N 3 Purwokerto yang beralamat di Desa Karangsalam Kidul Kabupaten Banyumas. Informan penelitian terdiri dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru PAI dan Budi Pekerti, siswa, anggota Rohis dan Rohkris. Hasil dari penelitian ini terbukti bahwa guru PAI dan Budi Pekerti di SMA N 3 Purwokerto berupaya penuh dalam pencegahan masuknya paham radikalisme dengan penanaman moderasi beragama melalui dua aspek yaitu kegiatan di dalam pembelajaran dan kegiatan di luar pembelajaran. Dalam pelaksanaanya, dilakukan dengan beberapa langkah upaya guru PAI dan Budi Pekerti dalam pencegahan radikalisme di dalam pembelajaran yang berupa perencannan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Adapun peran guru yang sangat mendukung dalam upaya tersebut diantaranya yaitu; sebagai teladan, motivator, fasilitator, pembimbing, dan komunikator. Sedangkan di luar kegiatan pembelajaran, upaya guru PAI dan Budi Pekerti dalam pencegahan radikalisme dengan moderasi beragama diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler yang meliputi tadarus Al-Quran, menyanyikan lagu kebangsaan, membacakan visi misi sekolah, pembiasaan ibadah harian, hingga program rutinan jum’at. Selain itu, juga melalui kegiatan keagamaan organisasi Rohis dan Rohkris yang memiliki program tersendiri dalam upaya pencegahan radikalisme dengan penanaman moderasi beragama, diantaranya; peringatan hari besar keagamaan, kajian rutin yang dilaksanakan secara online maupun offline, bakti sosial, kultum Ramadhan, hingga pelatihan keterampilan keagamaan seperti hadroh, kaligrafi, tilawah, dan pidato. Program ini menjadi sarana strategis untuk membina generasi muda yang tidak hanya mampu memahami ajaran agama secara utuh, tetapi juga mengamalkannya dengan sikap toleran dan menghargai perbedaan.]]>
