Transisi sumber energi dunia menuju Net Zero Carbon Emissions sedang berlangsung. Berbagai negara mulai beralih dari energi konvensional, yaitu energi fosil, ke energi surya, tenaga angin, tenaga air, panas bumi, dan energi terbarukan lainnya. Energi terbarukan memiliki tantangan seperti biaya investasi yang mahal, sumber energi alam yang tidak menentu sepanjang tahun, dan biaya produksi listrik yang jauh lebih mahal dibandingkan energi fosil, sehingga menyulitkan pengembangan energi terbarukan. Gas alam merupakan alternatif energi yang layak karena memiliki emisi karbon yang rendah dibandingkan dengan sumber energi konvensional lainnya seperti batu bara, serta emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida yang lebih rendah daripada batu bara. Data yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti jurnal penelitian, situs web pemerintah, dan laporan perusahaan, dikumpulkan dan dianalisis untuk menyimpulkan bahwa gas alam merupakan sumber energi yang layak berdasarkan gas CO2 yang dihasilkan dan aspek-aspek lain selama masa transisi energi. Hasil dari analisa berbagai referensi tersebut adalah gas alam lebih ramah lingkungan dibandingkan batu bara sebagai sumber energi konvensional, tetapi juga lebih mahal. Energi terbarukan lebih bersih dibandingkan gas alam, namun ketersediaannya terbatas, dan penyimpanannya masih mahal jika dibandingkan dengan gas alam yang lebih stabil dan dapat diproduksi setiap saat, sehingga gas alam menjadi pilihan yang baik dalam transisi energi saat ini.