Penciptaan karya video animasi motion graphic “Rokok Elektrik Bukan Pilihan†dengan fokus pada peran scriptwriting menggunakan teknik storytelling sebagai pendekatan utama penyampaian pesan. Latar belakang penciptaan berangkat dari fenomena meningkatnya penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja Indonesia, yang kerap dianggap sebagai alternatif aman dibandingkan rokok konvensional. Berbagai studi ilmiah menunjukkan bahwa rokok elektrik tetap mengandung zat berbahaya seperti nikotin, formaldehida, dan asetaldehida yang berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Penulis menerapkan teknik storytelling berbasis monolog naratif dengan struktur tiga babak, yaitu pengenalan isu, konfrontasi dengan penyajian data ilmiah, dan resolusi yang bersifat reflektif. Pendekatan ini dipilih untuk membangun kedekatan emosional dengan target audiens usia 18–30 tahun. Narasi disusun dalam gaya bahasa ringan dan komunikatif, serta diperkuat oleh visualisasi data, ilustrasi animasi motion graphic, dan musik latar yang mendukung emosi cerita. Proses produksi mencakup tahap pra-produksi (penyusunan naskah, storyboard), produksi (ilustrasi dan perekaman suara), dan pasca-produksi (penyuntingan visual dan audio). Karya ini bertujuan sebagai media edukatif digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap risiko rokok elektrik. Tantangan utama seperti keterbatasan durasi, penyelarasan visual dengan narasi, dan konsistensi bahasa diatasi melalui kolaborasi tim dan revisi berulang. Hasil akhir menunjukkan bahwa storytelling dalam bentuk animasi motion graphic merupakan sarana komunikasi yang efektif dan berdampak dalam menyampaikan pesan kesehatan publik