Sandy Permadi Sormin
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERBANDINGAN FUZZY C-MEANS DAN K-MEANS PADA KLASTERISASI KETELA POHON Sandy Permadi Sormin; Teny Handhayani
Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi Vol. 13 No. 2 (2025): Jurnal Ilmu Komputer dan Sistem Informasi
Publisher : Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jiksi.v13i2.35146

Abstract

Ketela pohon merupakan salah satu komoditas strategis dalam sektor pertanian Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah dengan tingkat produktivitas yang bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan performa dua algoritma klasterisasi, yaitu K-Means dan Fuzzy C-Means (FCM), dalam mengelompokkan wilayah produksi ketela pohon berdasarkan tiga variabel utama: luas panen, total produksi, dan produktivitas per hektar. Data yang digunakan merupakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian RI untuk periode 2010 hingga 2022. Sebelum dilakukan proses klasterisasi, data melalui tahap pra-pemrosesan seperti pembersihan data, normalisasi menggunakan metode min-max scaling, serta reduksi dimensi dengan Principal Component Analysis (PCA). Proses klasterisasi dilakukan dengan menetapkan jumlah klaster sebanyak tiga, menggunakan kedua algoritma tersebut. Evaluasi performa klaster dilakukan menggunakan metrik Silhouette Score, Davies-Bouldin Index, dan waktu komputasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa algoritma K-Means memiliki nilai Silhouette tertinggi sebesar 0,9341 dan Davies-Bouldin Index terendah sebesar 0,3224, serta waktu komputasi tercepat 0,0066 detik. Di sisi lain, FCM menunjukkan nilai Silhouette terbaik 0,9315 dan Davies-Bouldin Index 0,4896 dengan waktu komputasi minimum 0,0413 detik. Meskipun FCM menawarkan fleksibilitas dalam penanganan data yang bersifat ambigu, K-Means terbukti lebih unggul dalam hal efisiensi dan kualitas pemisahan klaster. Visualisasi hasil klasterisasi dalam bentuk diagram batang dan peta sebar wilayah memperkuat temuan tersebut. Dengan demikian, penelitian ini merekomendasikan penggunaan algoritma K-Means untuk pengelompokan wilayah produksi ketela pohon secara optimal dan efisien.