Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penentuan Stok Karbon Organik Sedimen Ekosistem Mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara Mangkoewijoto, Dipa Yudhayana; Maslukah, Lilik; Satriadi, Alfi
Indonesian Journal of Oceanography Vol 7, No 3 (2025): Indonesian Journal of Oceanography
Publisher : University of Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/ijoce.v7i3.27845

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki potensi besar dalam menyimpan karbon, salah satunya melalui akumulasi bahan organik dalam sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi stok karbon pada sedimen ekosistem mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK), Jakarta Utara, dengan mempertimbangkan distribusi vertikal dan pengaruh jenis sedimen. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode purposive sampling pada tiga zona (area dekat perairan laut/depan, area deket tambak/belakang, dan diantaranya depan-belakang/tengah). Masing-masing area dibagi tiga stasiun dan dua interval kedalaman (0–15 cm dan 15–30 cm).  Sampel sedimen diambil menggunakan corer dari pralon berdiameter 7,9 cm dan panjang 1 m. Prosentase karbon dianalisis berdasarkan metode Loss on Ignition (LOI), yang sebelumnya dilakukan pencucian terlebih dahulu dengan 6M HCl. Parameter sedimen yang diukur dalam penelitian ini yaitu bulk density dan prosentase ukuran butir sedimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata stok karbon per hektar tertinggi berada di zona belakang (94,79 ton/ha), diikuti zona tengah (78,39 ton/ha) dan zona depan (63,31 ton/ha). Jenis sedimen yang mendominasi stasiun penelitian adalah pasir yang menghasilkan korelasi negatif terhadap karbon organik. Nilai rata-rata karbon organik ditemukan tinggi pada lapisan sedimen bawah, yang mengindikasikan telah terjadi adanya penurunan tutupan mangrove saat ini dibanding masa lampaunya. Temuan ini dapat memberikan informasi tentang kemungkinan adanya perubahan ekosistem mangrove pada masa lampu yang perlu diungkap dan menjadi dasar penting dalam pengelolaan dan konservasi berkelanjutan di kawasan TWAAK.