Peningkatan polusi udara menyebabkan dampak yang fatal bagi kesejahteraan makhluk hidup. Sebagai kebutuhan untuk mengurangi polusi udara akibat kapasitas di ruang kota semakin mendesak, maka dapat diupayakan untuk meningkatkan kualitas udara luar dan desain arsitektur berbasis kondisi iklim lingkungan setempat. Bangunan sekolah termasuk dalam salah satu upaya untuk menciptakan suatu bangunan yang mampu menekan fenomena permasalahan kepadatan penduduk dan polusi udara di kota, dengan menjadi bangunan yang berdiri menjauhi kebisingan kota dan menerapkan konsep bangunan berkelanjutan yang memanfaatkan sebaik mungkin potensi iklim di sekitarnya. Dalam hal ini, pendekatan bioklimatik merupakan salah satu metode perancangan untuk mengatasi fenomena tersebut, dengan keterkaitan antara bentuk arsitektur dengan iklim lingkungan setempat. Penelitian ini ditujukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek yang diperlukan dalam penerapan arsitektur bioklimatik. Objek dalam penelitian ini merupakan bagian dari sekolah yaitu ruang kelas, kamar mandi, dan kantin. Metode yang digunakan melalui pendekatan deskriptif kualitatif, menggunakan simulasi desain berdasarkan parameter desain yang berkaitan dengan aspek bioklimatik. Kemudian dari parameter tersebut akan disusun menjadi suatu konsep desain yang akan diterapkan pada bangunan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa bangunan belum mencapai hasil yang maksimal untuk penerapan arsitektur bioklimatik, melalui analisis dari beberapa parameter desain yang berkaitan dengan masalah pada bangunan.