Abstract: This study analyzes the integration between Freedom of Learning and Liberation Theology in the context of Theological Higher Education in Indonesia. In the midst of complex social, political, and economic challenges, Theological Higher Education is required to be more responsive to the needs of the community. Freedom of Learning offers a new paradigm that emphasizes curriculum flexibility and student autonomy, while Liberation Theology focuses on social justice and liberation from oppression. This study aims to evaluate the potential integration of these two approaches in curriculum design and learning practices, as well as identify challenges that may arise. The research method used is qualitative with comparative analysis design, which involves the analysis of policy documents, curriculum, and academic literature. The findings suggest that this integration can create a more inclusive, critical, and transformative theological education. Students are empowered to take an active role in learning through social projects and participatory learning. However, the challenges of resistance to change and resource constraints must be overcome to achieve successful integration. This research is expected to contribute to the development of Theological Higher Education curriculum that is more relevant and responsive to social dynamics. Abstrak: Penelitian ini menganalisis integrasi antara merdeka belajar dan teologi pembebasan dalam konteks Pendidikan Tinggi Teologi di Indonesia. Di tengah tantangan sosial, politik, dan ekonomi yang kompleks, Pendidikan Tinggi Teologi dituntut untuk menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Merdeka belajar menawarkan paradigma baru yang menekankan fleksibilitas kurikulum dan otonomi mahasiswa, sementara teologi pembebasan berfokus pada keadilan sosial dan pembebasan dari penindasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi integrasi kedua pendekatan ini dalam desain kurikulum dan praktik pembelajaran, serta mengidentifikasi tantangan yang mungkin muncul. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain analisis komparatif, yang melibatkan analisis dokumen kebijakan, kurikulum, dan literatur akademik. Temuan menunjukkan bahwa integrasi ini dapat menciptakan pendidikan teologi yang lebih inklusif, kritis, dan transformatif. Mahasiswa diberdayakan untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran melalui proyek sosial dan pembelajaran partisipatif. Namun, tantangan resistensi terhadap perubahan dan keterbatasan sumber daya harus diatasi untuk mencapai keberhasilan integrasi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk pengembangan kurikulum Pendidikan Tinggi Teologi yang lebih relevan dan responsif terhadap dinamika sosial