Penggunaan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jogja-Solo sebagai transportasi perkotaan merupakan implementasi dan perwujudan penyediaan transportasi antarwilayah Di Kawasan Jogja-Solo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perilaku (probabilitas) pengguna KRL Commuter Line Jogja-Solo pada berbagai skenario kebijakan pelayanan yang ditawarkan. Analisis yang digunakan adalah analisis faktor, yang hasilnya digunakan sebagai variabel dalam kuesioner dengan teknik stated preference dengan Multinomial Logistic Regression (MLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah pria (56%), berusia 17-25 tahun (54,1%), yang didominasi jenis pekerjaan paling banyak yaitu pelajar/mahasiswa (36,8%) dan hasil dari analisis perilaku (probabilitas) pengguna KRL Commuter Line Jogja-Solo terdapat perbedaan antar skenario yang ditawarkan sebagai contoh skenario 7 bahwa dengan set yang ditawarkan berupa tarif Rp 3.000 (1-25 km pertama, tambahan Rp 1.000 setiap 10 km berikutnya), waktu tempuh eksisting, tidak terdapat integrasi tiket, terdapat jaminan kebersihan dan kenyamanan, dan tidak terdapat keterpaduan jadwal didapatkan bahwa sebesar 24,1% pengguna KRL memilih untuk tidak naik KRL (pilihan 1), 40,6% pengguna KRL ragu-ragu untuk naik KRL (pilihan 2), 35,4% pengguna KRL akan tetap naik KRL (pilihan 3). Hasil temuan penelitian ini menunjukkan probabilitas pilihan pengguna KRL tidak hanya tergantung pada tarif yang ditawarkan akan tetapi juga dipengaruhi waktu tempuh, integrasi moda, jaminan kebersihan dan kenyamanan, dan keterpaduan jadwal.