Salah satu faktor yang paling umum terkait dengan gagalnya praktek pemberian ASI Eksklusif adalah faktor ASI belum keluar dan pandangan ibu bahwa produksi ASInya tidak cukup. Survei awal di wilayah kerja Puskesmas Dolok Merawan, dari 8 orang ibu postpartum, hanya 1 orang yang dapat memberikan ASI Eksklusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan terapi akupresure dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu postpartum di Puskesmas Dolok Merawan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2021. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment menggunakan desain nonequivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu postpartum sebanyak 22 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sebanyak 20 orang. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kemudian diolah dan dianalisa dengan menggunakan wilcoxon test.Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor produksi ASI sebelum diberikan perlakuan, mendapat skor 4 sebanyak 6 orang (60,0%) pada kelompok terapi akurpesur dan 4 orang (40,0%) pada kelompok pijat oksitosin. Setelah diberikan terapi, kelompok yang diberikan terapi akupresur meningkat sebanyak 9 orang (90,0%), pada kelompok pijat oksitosin, meningkat sebanyak 7 orang (70,0%). Hasil uji Wilcoxon didapatkan hasil p-value 0,016 pada kelompok terapi akupresur dan p-value 0,046 pada kelompok pijat oksitosin. Kesimpulannya adalah perbandingan terapi akuprseur dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu postpartum adalah lebih efektif terapi akupresur dengan perbandingan rata-rata pretest dan posttest adalah 1,6 dibandingkan dengan pijat oksitosin yang hanya selisih 0,8. Diharapkan tenaga kesehatan dapat terus memberikan informasi dan memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya ibu post partum tentang manfaat dari terapi akupresur dan pijat oksitosin untuk melancarkan produksi ASI.