Kontrasepsi hormonal adalah metode pengendalian kelahiran menggunakan hormon estrogen dan progesteron untuk menghentikan terjadinya kehamilan. Namun kontrasepsi hormonal dapat menimbulkan efek samping berupa jerawat. Jerawat adalah kondisi kulit yang terjadi karena beberapa faktor. Biasanya bermula ketika terjadi ketidakseimbangan hormon seperti androgen, yang dapat menyebabkan produksi minyak berlebih. Kelenjar minyak di kulit memproduksi terlalu banyak sebum, dan sel - sel kulit di sekitar folikel rambut tidak terkelupas dengan baik, sehingga menyebabkan penyumbatan. Hal ini kemudian memicu reaksi peradangan, yang kemudian menyebabkan jerawat. Tindakan yang bisa dilakukan agar jerawat berkurang dengan melakukan facial wajah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh facial wajah terhadap efek samping (jerawat) penggunaan kontrasepsi pada ibu akseptor KB hormonal. Metode kuantitatif, menggunakan metode Pre-Eksperimen dengan pendekatan desain one group pretest-posttest. Menggunakan teknik sampling non probabilitas, yaitu pengambilan sampel dari populasi dengan pertimbangan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti sebanyak 10 orang ibu akseptor KB hormonal yang mengalami jerawat sedang. Hasil penelitian dari analisis rata – rata derajat jerawat sebelum di berikan facial wajah adalah 26.30, sedangkan rata – rata derajat jerawat sesudah diberikan facial wajah adalah 10.60. hal ini menunjukkan mean posttest lebih kecil dari mean pretest. Berdasarkan hasil uji statistik T-Dependent didapatkan p-value (0.000) < 0.05 yang artinya ada pengaruh antara pemberian facial wajah terhadap efek samping (jerawat) penggunaan kontrasepsi pada ibu akseptor KB hormonal di Desa Rambah Samo Barat. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bahwa dengan melakukan facial wajah dapat mengurangi efek samping (jerawat) penggunaan kontrasepsi pada akseptor KB hormonal di Desa Rambah Samo Barat.