Anisah, Nabila
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

STUDI KOMPARASI RELASI HAK DAN KEWAJIBAN PASANGAN PENYANDANG DISABILITAS PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN KHI (Studi Kasus di Kel. Kalibeber Kec. Mojotengah, Wonosobo) Anisah, Nabila; Muntaqo, Lutfan
At-Ta'aruf : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 1 (2023): At-Ta'aruf : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Hukum Keluarga Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59579/ath.v1i1.5159

Abstract

Penyandang disabilitas memiliki caranya sendiri untuk memperkuat keharmonisan keluarga. Sebagai bentuk tanggung jawab suami istri, penyandang disabilitas pada prinsipnya tetap mempunyai kewajiban dan haknya masing-masing. Akan tetapi dengan keterbatasan fisiknya, dalam menjalankan kewajibannya tidak seperti pasangan pada umumnya, tidak terkecuali keluarga penyandang disabilitas di Kel. Kalibeber Kec. Mojotengah, Wonosobo. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang pelaksanaan hak dan kewajiban penyandang disabilitas dengan mengacu pada ketentuan yang ada di hukum Islam dan KHI. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif analitis dan didukung juga dengan wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah berdasar dari KHI yang mengatur relasi suami istri,dijelaskan bahwa kewajiban suami adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dan kewajiban istri untuk mengatur keperluan rumah tangganya. Pada prinsipnya seorang yang menyandang disabilitas khususnya di Kalibeber Mojotengah Wonosobo sudah berusaha untuk memenuhi kewajibannya walaupun masih ada kekurangannya. Tindakan ini pada prinsipnya sudah sesuai dengan KHI dan kendala dalam pemenuhan hak dan kewajibannya bisa diatasi dari pihak lain yang bisa membantu untuk menutupi kekurangan tersebut sebagaimana diatur dalam hukum Islam.Oleh karena itu, dalam situasi di mana penyandang cacat tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka,pihak yang bertanggung jawab untuk merawatnya adalah kerabat mereka dan kemudian negara (bait al-māl). Jika tidak tersedia, Muslim kaya (Mayasir al-Muslimin) membayarnya.