Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi shalat sebagai dialek spiritual yang mencerminkan komunikasi transendental antara manusia dan Tuhan. Shalat, sebagai salah satu ibadah utama dalam Islam, tidak hanya berfungsi sebagai ritual, tetapi juga sebagai sarana untuk menjalin hubungan langsung dengan Sang Pencipta. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus, melibatkan wawancara mendalam dan observasi partisipatif di masjid-masjid setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa shalat mengandung makna yang kaya dan kompleks, di mana setiap gerakan dan bacaan memiliki nilai simbolis yang mendalam. Surat Al-Fatihah, sebagai inti dari shalat, berfungsi sebagai penghubung yang memperkuat dialog spiritual antara hamba dan Tuhan. Proses komunikasi ini ditandai oleh konsentrasi penuh dan kesadaran akan kehadiran Ilahi, yang memungkinkan individu untuk mengungkapkan rasa syukur, permohonan, dan pengabdian. Temuan juga mengindikasikan bahwa komunikasi nonverbal, seperti gerakan tubuh dan ekspresi wajah, berperan penting dalam menyampaikan makna spiritual selama shalat. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya kebersihan hati dan niat yang tulus dalam membangun komunikasi yang efektif dengan Tuhan. Dengan memahami shalat sebagai dialek spiritual, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada kajian komunikasi transendental dan meningkatkan kualitas ibadah individu dalam hubungan mereka dengan Tuhan.