Pencemaran sungai akibat limbah rumah tangga masih menjadi persoalan lingkungan yang mendesak, khususnya di wilayah urban seperti di sepanjang aliran Sungai Ngelom, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Salah satu penyebab utama yang perlu ditinjau lebih dalam adalah rendahnya efektivitas pemanfaatan fasilitas pembuangan limbah yang telah disediakan oleh pemerintah setempat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sejauh mana pemanfaatan fasilitas pembuangan limbah rumah tangga memengaruhi perilaku masyarakat dalam membuang limbah secara bertanggung jawab. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode analisis regresi linier berganda, data dikumpulkan dari 76 responden yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Ngelom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemanfaatan fasilitas pembuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku membuang limbah, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi sebesar 0,076 dan nilai signifikansi 0,401 (p > 0,05). Temuan ini menunjukkan bahwa keberadaan infrastruktur fisik seperti tempat pembuangan sementara (TPS) dan fasilitas pengelolaan sampah belum cukup untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat jika tidak didukung oleh faktor lain seperti lokasi yang strategis, kemudahan akses, kualitas fasilitas, edukasi lingkungan, serta pengawasan berkelanjutan. Ketidaksesuaian antara desain fasilitas dan kebutuhan aktual masyarakat berpotensi memperkuat kebiasaan lama membuang sampah ke sungai. Oleh karena itu, pendekatan penyediaan fasilitas tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terintegrasi dengan pendekatan sosial dan partisipatif. Hasil ini memberikan masukan penting bagi pemerintah daerah dan pemangku kepentingan dalam merancang strategi pengelolaan limbah yang lebih efektif, adaptif, dan berbasis kebutuhan komunitas.