Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ragam Media Pelatihan RJP di Indonesia: Sistematik Review Kosim, Maryami Yuliana; Sutono, Sutono
Jurnal Penelitian IPTEKS Vol. 10 No. 2 (2025): JURNAL PENELITIAN IPTEKS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/penelitianipteks.v10i2.3594

Abstract

Latar belakang: Henti jantung masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius, dan kemampuan masyarakat awam dalam melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sangat penting untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara sistematis jenis metode dan media pelatihan yang digunakan di Indonesia untuk RJP, mulai dari pendekatan konvensional hingga berbasis teknologi canggih.Metode: Studi ini merupakan telaah pustaka sistematik terhadap 18 artikel nasional yang diterbitkan pada rentang 2020–2025. Artikel dipilih berdasarkan kriteria inklusi yaitu studi yang melibatkan pelatihan RJP kepada masyarakat awam di Indonesia, dengan hasil berupa perubahan pengetahuan, keterampilan, atau retensi peserta. Pencarian literatur dilakukan melalui database Google Scholar dan Garuda menggunakan kata kunci: “pelatihan RJP”, “simulasi CPR”, “media edukatif”, dan “Indonesia”. Proses seleksi mengikuti alur PRISMA, dan penilaian kualitas studi dilakukan oleh dua reviewer independen menggunakan critical appraisal tools dari Joanna Briggs Institute (JBI). Ketidaksesuaian penilaian diselesaikan melalui diskusi panel hingga mencapai konsensus. Seluruh referensi dikelola dengan menggunakan aplikasi Mendneley untuk memudahkan pengorganisasian dan pelacakan sumber. Hasil: Hasil kajian menunjukkan keberagaman metode dan media pelatihan RJP, mulai dari demonstrasi tradisional hingga penggunaan manikin dengan parameter umpan balik serta aplikasi interaktif. Seluruh studi menunjukkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta. Ketersediaan media dan adaptasi kontekstual menjadi kunci keberhasilan pelatihan. Simpulan: Pelatihan RJP di Indonesia dapat dilaksanakan secara efektif melalui berbagai metode. Pelatih dianjurkan untuk menyesuaikan dan mengombinasikan alat bantu yang tersedia sesuai dengan tujuan pelatihan, ketersediaan sumber daya, dan profil peserta, guna menjamin terlaksananya RJP berkualitas tinggi
Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Fibrinolisis pada Pasien ST Elevation Myocardial Infarction Anterolateral Inferior (STEMI) dengan Syok Kardiogenik: Studi Kasus Sari, Galuh Puspito; Kosim, Maryami Yuliana; Prananingrum, Febriana
Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas (Clinical and Community Nursing Journal) Vol 8, No 1 (2024)
Publisher : PSIK FKKMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkkk.95003

Abstract

Background: Cardiogenic shock is a complication of STEMI. Fibrinolytic reperfusion is one of the revascularization modalities to prevent death in patients with STEMI. Currently, there is no information regarding the indications and contraindications for cardiogenic shock patients.Objective: To know the indications and contraindications for fibrinolysis in STEMI patients with cardiogenic shockCase report: A patient who was diagnosed with STEMI, came to the emergency room at RSA UGM. He felt pain in the left side of the chest which was felt like VAS 8 and persisted for 30 minutes but it did not spread to the back, show shortness of breath, or cold sweat. Acral cold, blood pressure 96/50 mmHg, pulse 92/minute. Diagnosis of anterolateral et inferior STEMI, initial management of STEMI was given and reperfusion therapy was planned.Outcome: There was a decrease in blood pressure of 88/52 mmHg with MAP 62 mmHg pulse of beats per minute. The patient was given support a dobutamine drip 5mcg/kg/min and then pro referred to RSUP Dr Sardjito for primary PCI due to cardiogenic shock. Based on considerations of cardiogenic shock that occurred in the patient, fibrinolysis therapy was not chosen because the results would not be effectived due to low aortic pressure. The low pressure will interfere with the delivery of fibrinolytic agents.Conclusion: STEMI with cardiogenic shock adds clinical complexity to the patient. Fibrinolysis is not effective in patients with cardiogenic shock. Thus, primary PCI becomes the best choice of theraphy for STEMI patient. In conclusion, cardiogenic shock is a contraindication for fibrinolytic reperfusion.INTISARILatar belakang: Syok kardiogenik merupakan komplikasi STEMI. Reperfusi fibrinolisis adalah salah satu modalitas revaskularisasi untuk mencegah kematian pada pasien dengan kasus STEMI. Saat ini, belum ada informasi tentang indikasi dan kontraindikasi pada pasien syok kardiogenik.Tujuan: Untuk memahami indikasi dan kontraindikasi fibrinolisis pada pasien STEMI dengan syok kardiogenik.Laporan kasus: pasien datang ke IGD RSA UGM dengan keluhan nyeri dada sebelah kiri, terasa seperti tertindih, VAS 8 menetap sejak 30 menit, tidak menjalar sampai ke punggung, sesak napas, dan keringat dingin. Akral pasien teraba dingin, tekanan darah 96/50 mmHg, nadi 92x/menit. Diagnosis pasien STEMI anterolateral et inferior, diberikan penatalaksanaan awal STEMI dan direncanakan terapi reperfusi.Hasil: Terdapat penurunan tekanan darah 88/52 mmHg, MAP 62 mmHg, nadi 94x/menit, lalu pasien diberikan support drip Dobutamin 5mcg/kg/menit dan pro rujuk RSUP Dr Sardjito untuk primary PCI ec cardiogenic shock. Berdasarkan pertimbangan adanya syok kardiogenik yang terjadi pada pasien, terapi fibrinolisis tidak dipilih, mengingat hasilnya tidak akan efektif karena rendahnya tekanan aorta. Tekanan aorta yang rendah akan mengganggu pengantaran agen fibrinolisis.Simpulan: STEMI dengan syok kardiogenik menambah kompleksitas klinis pasien. Fibrinolisis tidak efektif pada pasien dengan syok kardiogenik, sehingga primary PCI menjadi modalitas pilihan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa syok kardiogenik merupakan kontraindikasi pemberian reperfusi fibrinolisis.