AbstractDayak Berangas is one of Moslem sub-tribe of Dayak Ngaju in South Kalimantan Selatan.Even though they become moslem, the old traditions haven’t been fully abandoned. One ofthe old traditions is the mantra which becomes the reflection of their local wisdom. Themantra of Dayak Berangas is a combination of local tradition and the Moslem. From manylocal wisdom’s reflection in those mantra, there is woman and womanly reflection, moreoverwhen the woman’s body becomes the political tools for some purposes. The question is, howdoes the politic of the body use in the mantra of Dayak Berangas? This qualitative anddescriptive research has been focused to reveal the use of woman’s body for some purposes.From the data, four of them are classified into the body’s politic aspect. The most importantorgan which becomes the politics tool based on the mantra is the womb. The people of DayakBerangas has respected to the owner of the womb, because it is the beginning of human life.The woman’s ability in controlling body, mind, and emotion make her become a smart ‘ruler’,not only physically but also spiritually one. All efforts becomes God’s decision for the grant ofprayer by using mantra. The use of organ as the politics tool in those mantra is a positiveway, because women as the speller can elaborate the physical and spiritual which as beenreflected in the sacred mantra. AbstrakDayak Berangas adalah salah satu subsuku Dayak Ngaju di Kalimantan Selatan yang beragamaIslam. Meski telah memeluk Islam, tradisi lama tidak sepenuhnya ditinggalkan, di antaranya adalahmantra yang merupakan refleksi dari kearifan lokalnya. Mantra Dayak Berangas merupakanperpaduan antara tradisi asli dan Banjar yang identik dengan Islam. Di antara kearifan lokal yangterrefleksi dalam mantranya adalah representasi tentang perempuan dan keperempuanan, khususnyaketika menjadikan tubuh sebagai alat politik demi tujuan tertentu. Permasalahannya, bagaimanapolitik tubuh dalam mantra Dayak Berangas? Penelitian kualitatif dengan mendeskripsikan hasiltemuan ini dikhususkan untuk menggali penggunaan tubuh perempuan sebagai alat kontrol terhadapberbagai kepentingan yang ada. Penelitian ini telah menemukan empat mantra yang memiliki klasifikasiunik dalam persoalan politik tubuh itu. Anggota tubuh yang paling terpenting untuk dijadikan alatpolitik yang tersirat pada keempat mantra ini adalah rahim. Masyarakat Dayak Berangas sangatmenghormati perempuan selaku pemilik rahim, sebab dari sanalah manusia dilahirkan. Kemampuanperempuan mengontrol tubuh, pikiran, dan perasaannya ini menjadikannya sebagai “penguasa” yangcerdas, tidak hanya secara fisik, namun juga secara spiritual. Segala upaya pada akhirnya diserahkankepada Sang Pencipta agar mengabulkan doanya melalui mantra. Pemanfaatan anggota tubuh sebagaialat politik pada mantra ini mengarah kepada hal positif, sebab perempuan sebagai pelaku mantramampu mengolaborasikan antara pencapaian tujuan fisik dan spiritual yang direfleksikan melaluikesakralan sebuah mantra.