ABSTRAKPenelitian ini berjudul Enkulturasi tari melayu di sanggar Budaya Aceh Nusantara kota Banda Aceh. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah proses enkulturasi tari melayu di sanggar Budaya Aceh Nusantara (Buana) kota Banda Aceh. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses enkulturasi tari melayu di sanggar Budaya Aceh Nusantara (Buana) kota Banda Aceh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah penari dan koreografer/pendiri sanggar Budaya Aceh Nusantara. Objek dalam penelitian ini adalah tari melayu yang berjudul tari zapin pekajang. Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam proses pembelajarannya, metode yang digunakan sebagaimana yang biasa dilakukan dalam mempelajari gerak dalam tari, dalam hal ini mengunakan hitungan di setiap langkah atau pergerakan tangan, namun pada prakteknya ada dua orang peraga tari, satu penari pria dan satu penari wanita yang dipandu oleh koreografer yang memberi intruksi. Proses ini dilakukan secara bertahap dengan lebih dahulu di praktekkan oleh peraga tari yang diarahkan oleh koreografer dan kemudian barulah mengikuti langkah demi langkah sesuai intruksinya. Dalam pengenalan tari melayu kepada anggota sanggar hampir sama sebagaimana yang di terima dari proses awal pembelajarannya, namun dalam hal ini yang dilakukan lebih kepada karakter tari-tari melayu yang ada di nusantara, seperti tari melayu yang ada di Aceh Tamiang, Deli, Riau, Palembang dan lainnya. Proses tahapan yang dilakukan untuk memudahkan peserta didik, yang dilakukan pertama kali adalah pengenalan karakter tubuh (sebagaimana proses pembelajaran awal) dan pembagian azas atau ragam gerak dalam setiap tari yang dipelajari.Kata Kunci: Enkulturasi, Tari Melayu, Zapin Pekajang