Win Muliadi
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan MAP dan CVP terhadap PEEP dan Perubahan Stroke Volume pada Pasien Ventilasi Mekanik Invasif: Studi Observasional Analitik Win Muliadi; Sinardja, Cynthia Dewi; I Made Subargiartha
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 2 (2025): JATI Agustus 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i02.p02

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan parameter statis seperti mean arterial pressure (MAP) dan central venous pressure (CVP) sering kali tidak cukup akurat untuk memprediksi fluid responsiveness, sehingga diperlukan parameter dinamis yang lebih praktis dan dapat diandalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi korelasi antara perubahan MAP dan CVP akibat perubahan positive end expiratory pressure (PEEP) dengan perubahan stroke volume (SV) sebagai prediktor kecukupan cairan pada pasien ICU dengan ventilasi mekanik. Pasien dan Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik. Subjek penelitian adalah pasien berusia 18–65 tahun yang menjalani ventilasi mekanik. Setelah mendapatkan persetujuan etik dan informed consent, dilakukan pengukuran MAP dan CVP pada PEEP 5 dan 15 cmH₂O. Selanjutnya, SV diukur menggunakan ekokardiografi transtorakal dan setelah manuver passive leg raising (PLR). Fluid responsiveness didefinisikan sebagai peningkatan SV ≥10% setelah PLR. Analisis korelasi dilakukan untuk menilai hubungan antara perubahan MAP dan CVP akibat PEEP dengan perubahan SV akibat PLR, serta analisis kurva ROC untuk menentukan nilai ambang diagnostik. Hasil: Sebanyak 28 pasien memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara perubahan MAP akibat PEEP dengan perubahan SV akibat PLR (r = -0,233; p = 0,232). Sebaliknya, ditemukan korelasi kuat antara perubahan CVP akibat PEEP dengan perubahan SV akibat PLR (r = 0,751; p < 0,001). Analisis kurva ROC memperlihatkan area under curve (AUC) sebesar 0,872 untuk perubahan CVP, dengan nilai ambang optimal 3,25 cmH₂O yang memberikan sensitivitas 71,4% dan spesifisitas 78,6% dalam memprediksi fluid responsiveness. Kesimpulan: Perubahan CVP akibat peningkatan PEEP memiliki korelasi kuat dengan fluid responsiveness dan dapat digunakan sebagai parameter dinamis untuk menilai kecukupan cairan pada pasien ICU dengan ventilasi mekanik.
Hubungan MAP dan CVP terhadap PEEP dan Perubahan Stroke Volume pada Pasien Ventilasi Mekanik Invasif: Studi Observasional Analitik Win Muliadi; Sinardja, Cynthia Dewi; I Made Subargiartha
Jurnal Anestesiologi dan Terapi Intensif Vol. 1 No. 2 (2025): JATI Agustus 2025
Publisher : Udayana University and Indonesian Society of Anesthesiologists (PERDATIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JATI.2025.v01.i02.p02

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan parameter statis seperti mean arterial pressure (MAP) dan central venous pressure (CVP) sering kali tidak cukup akurat untuk memprediksi fluid responsiveness, sehingga diperlukan parameter dinamis yang lebih praktis dan dapat diandalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi korelasi antara perubahan MAP dan CVP akibat perubahan positive end expiratory pressure (PEEP) dengan perubahan stroke volume (SV) sebagai prediktor kecukupan cairan pada pasien ICU dengan ventilasi mekanik. Pasien dan Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional analitik. Subjek penelitian adalah pasien berusia 18–65 tahun yang menjalani ventilasi mekanik. Setelah mendapatkan persetujuan etik dan informed consent, dilakukan pengukuran MAP dan CVP pada PEEP 5 dan 15 cmH₂O. Selanjutnya, SV diukur menggunakan ekokardiografi transtorakal dan setelah manuver passive leg raising (PLR). Fluid responsiveness didefinisikan sebagai peningkatan SV ≥10% setelah PLR. Analisis korelasi dilakukan untuk menilai hubungan antara perubahan MAP dan CVP akibat PEEP dengan perubahan SV akibat PLR, serta analisis kurva ROC untuk menentukan nilai ambang diagnostik. Hasil: Sebanyak 28 pasien memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis dalam penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ditemukan korelasi yang signifikan antara perubahan MAP akibat PEEP dengan perubahan SV akibat PLR (r = -0,233; p = 0,232). Sebaliknya, ditemukan korelasi kuat antara perubahan CVP akibat PEEP dengan perubahan SV akibat PLR (r = 0,751; p < 0,001). Analisis kurva ROC memperlihatkan area under curve (AUC) sebesar 0,872 untuk perubahan CVP, dengan nilai ambang optimal 3,25 cmH₂O yang memberikan sensitivitas 71,4% dan spesifisitas 78,6% dalam memprediksi fluid responsiveness. Kesimpulan: Perubahan CVP akibat peningkatan PEEP memiliki korelasi kuat dengan fluid responsiveness dan dapat digunakan sebagai parameter dinamis untuk menilai kecukupan cairan pada pasien ICU dengan ventilasi mekanik.