Pembinaan yang baik di LPKA berperan penting dalam menekan angka kriminalitas anak di masa depan dan menumbuhkan kesadaran akan nilai sosial demi terciptanya masyarakat yang harmonis. Penelitian ini bertujuan menggambarkan tindak perundungan serta dampak psikososialnya di LPKA Kelas II Bandar Lampung, menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa perundungan sering terjadi secara spontan dalam bentuk verbal, dipicu oleh perbedaan karakteristik individu. Dampaknya, korban mengalami tekanan emosional seperti kecemasan dan ketakutan yang menghambat proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial. Jika tidak ditangani, hal ini dapat memperburuk kondisi psikologis anak setelah masa pembinaan.