Diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak di dunia dengan kasus mencapai 1,7 miliar setiap tahun. Di Indonesia, prevalensi diare sebesar 4,9%, dengan Jawa Barat 11,0%, Kabupaten Cirebon tercatat 31.978 kasus, dan di wilayah kerja Puskesmas Mundu terdapat 521 kasus. Diare dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti higienitas, lingkungan, pengetahuan ibu, intoleransi laktosa, pola asuh, dan status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh dan status gizi dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Mundu, Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan adalah studi kuantitatif dengan desain analitik observasional cross-sectional terhadap 104 ibu dengan balita usia 12–59 bulan, yang diambil menggunakan teknik consecutive sampling pada periode Januari hingga Juni 2025. Data dikumpulkan melalui kuesioner Parenting Style Dimensions Questionnaire (PSDQ), kuesioner kejadian diare, serta pengukuran berat dan tinggi badan balita. Analisis data menggunakan Fisher-Freeman-Halton Exact Test menunjukkan mayoritas responden menerapkan pola asuh demokratis (93,3%), balita dengan status gizi baik (72,1%), dan sebagian besar tidak mengalami diare (89,4%). Hasil analisis memperlihatkan tidak terdapat hubungan signifikan antara pola asuh dengan kejadian diare (p=0,159), namun terdapat hubungan signifikan antara status gizi dengan kejadian diare (p<0,001). Kesimpulannya, pola asuh tidak berhubungan signifikan dengan kejadian diare, sementara status gizi berhubungan signifikan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mundu.