Bawang daun (Allium fistulosum L.) merupakan salah satu komoditas yang sering dikonsumsi dan memiliki nilai gizi yang tinggi. Tanaman bawang daun umumnya ditanam di dataran tinggi. Adanya perubahan iklim yang terjadi dapat mempengaruhi produksi tanaman bawang daun. Diperlukan inovasi teknologi untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim dan mampu meningkatkan produksi dengan memperluas penanaman tanaman bawang daun di dataran menengah hingga rendah, salah satunya melalui manipulasi lingkungan dengan menggunakan naungan atau paranet. Tingkat naungan akan mempengaruhi laju transpirasi dan serapan air oleh tanaman. Kebutuhan air tanaman yang tidak dinaungi lebih tinggi dikarenakan suhu tinggi akan mempercepat proses transpirasi. Oleh karena itu, pemberian air harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan lingkungan mikro yang paling optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bawang daun di dataran menengah dan untuk menentukan jumlah pemberian air yang tepat pada tingkat naungan tertentu. Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2022 di lahan percobaan Jatimulyo Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur (520 mdpl). Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi. Petak utama berupa perbedaan tingkat naungan yaitu tanpa naungan (S0), naungan 50% (S1), dan naungan 75% (S2). Sedangkan untuk anak petak merupakan jumlah pemberian air yang terdiri dari 300 mm/musim (W0), 350 mm/musim (W1), dan 400 mm/musim (W2). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (Uji F) taraf 5%, apabila terdapat interaksi yang nyata maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara tingkat naungan dan jumlah pemberian air mempengaruhi pertumbuhan vegetatif tanaman bawang daun terutama pada jumlah daun, luas daun, serta iklim mikro tanaman yaitu pada kelembaban tanah.