Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Inisiasi Produksi Minuman Probiotik untuk Meningkatkan Imunitas Masyarakat di Desa Cinangka, Banten Nadia Larasinta Heriatmo; Umi Marwati; Faradiba Faradiba; Dian Ratih Laksmitawati
To Maega : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7, No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Andi Djemma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35914/tomaega.v7i2.2555

Abstract

Sebagai upaya peningkatan daya tahan tubuh dan imunitas masyaratakat adalah dengan meningkatkan kesehatan saluran cerna yang salah satu caranya dengan mengkonsumsi minuman kesehatan yaitu minuman probiotik. Pembuatan minuman ini dapat dilakukan dengan cara sederhana dan menggunakan perlengkapan skala rumah tangga yang dapat dipraktekkan pada lingkungan masyarakat. Sebagai usaha dalam meningkatkan potensi yang dikembangkan pada lingkup kesehatan dan ekonomi maka dilakukan inisiasi ekonomi kreatif melalui penyuluhan dan pelatihan produksi minuman probiotik kepada anggota kader posyandu dari beberapa desa di Kecamatan Cinangka, Banten. Metode kegiatan ini berupa edukasi materi dan praktek langsung. Pelaksanaan dimulai dengan evaluasi awal (pretest) untuk menilai pengetahuan umum dari masyarakat, pemaparan edukasi materi yang diberikan dengan cara presentasi dan dilanjutkan praktek secara langsung cara pembuatan minuman probiotik. Hasil menunjukkan edukasi dapat meningkatkan pemahaman responden mengenai masalah kesehatan dan produk minuman probiotik. Hasil analisa menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat meningkatkan pemahaman responden mengenai minuman probiotik sebanyak 29%. Seluruh responden berhasil membuat minuman probiotik menggunakan alat dan bahan yang diberikan langsung pada kegiatan ini. Kegiatan ini berpotensi dapat meningkatkan kesehatan dan pergerakan ekonomi masyarakat sekitar. Keberlanjutan dari kegiatan ini direkomendasikan mendapat dukungan dari berbagai pihak agar senantiasa berperan dalam pergerakan ekonomi mandiri sehingga bisa tercapainya standarisasi produk dan pendampingan berkelanjutan oleh pada akademisi dan pemerintahan khususnya di wilayah Kecamatan Cinangka, Banten.
Effects of 70% Ethanol Extract of Foeniculum vulgare and Coleus amboinicus as a Potential Diarrhea Treatment Using Intestine Transit Method Heriatmo, Nadia Larasinta; Sumarny, Ros; Pratama, Yori Chikita; Putri, Arini Amalia
Journal of Natural Product for Degenerative Diseases Vol. 1 No. 2 (2024): JNPDD March
Publisher : Faculty of Pharmacy Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58511/jnpdd.v1i2.6137

Abstract

Diarrhea is a condition where the frequency of defecation increases more than three times a day. In underdeveloped nations like Indonesia, diarrhea is a sickness that frequently affects people. Diarrhea can be fatal, causing dehydration and even death if not treated properly. Using alternative treatments like fennel seeds and cumin leaves is one way to treat diarrhea. Fennel seeds and cumin leaves includes secondary tannin metabolites that are effective antidiarrheal agents. Test the antidiarrheal effect of Foeniculum vulgare ethanol extract (FVEE) and Coleus amboinicus ethanol extract (CAEE) using the intestinal transit method on mice was carried out on 9 groups, each group consisting of 5 mice: negative control, Loperamide control, Diapet® control, FVEE and CAEE at doses of 100, 200 and 400 mg/kg. To induce diarrhea through oral administration, castor oil was used in experiments. Four hours following the start of the induction, the treatment group received. They received norit an hour later, and the mice were sacrificed 20 minutes after receiving norit. The intestines were taken out of the mice after they had been dissected, starting from the rectum to the pylorus. Measured the length of the intestine overall and the portion that passed through the norit marker. Calculations were made to determine how much of the gut went by a marker compared to the entire intestine. The results of the study showed that FVEE has an antidiarrheal effect at a level of 100 mg/kg and CAEE has an antidiarrheal effect at a dose of 200 mg/kg.
Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Degeneratif sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan dan Perubahan Perilaku Masyarakat Faradiba, Faradiba; Heriatmo, Nadia Larasinta; Pratita, Rasta Naya; Sari, Intan Permata
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Vol 4 No 2 (2024): JPMI - April 2024
Publisher : CV Infinite Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52436/1.jpmi.2320

Abstract

Penyakit hipertensi dan diabetes merupakan penyakit menurun dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Penderita hipertensi di Indonesia mencapai 34,11% dan diabetes mencapai 8,5% pada 2018 mengindikasikan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan penyakit degeneratif cukup rendah sehingga perlu intervensi edukasi. Pengetahuan menjadi faktor kunci peningkatan kesadaran dan menjadi input utama perubahan perilaku. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Cinangka melalui intervensi edukasi pencegahan hipertensi dan diabetes. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendidikan kesehatan/penyuluhan dan metode kuantitatif untuk mengevaluasi hasil penyuluhan menggunakan kuesioner. Berdasarkan hasil, persentase peningkatan pengetahuan masyarakat paling tinggi pada Q2 sebesar 28% tentang penyebab hipertensi, 24% pada Q8 dan Q9 tentang komplikasi diabetes dan upaya menjaga kadar gula darah, serta seluruh responden menjawab dengan benar pertanyaan tentang pencegahan hipertensi setelah penyuluhan dilakukan. Secara keseluruhan, terjadi peningkatan pengetahuan pada masyarakat dengan rata-rata responden dengan jawaban benar pada pretest 71,20% menjadi 90,40% pada posttest. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan berjalan efektif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Cinangka.
Iron-Overload Conditions: Manifestations to the Kidney Organs – A Review Heriatmo, Nadia Larasinta; Estuningtyas, Ari; Soetikno, Vivian
Borneo Journal of Pharmacy Vol. 6 No. 4 (2023): Borneo Journal of Pharmacy
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/bjop.v6i4.4411

Abstract

Excess iron is a risk factor for organ dysfunction and damage resulting in various organ diseases such as liver, heart, and kidney, diabetes mellitus, and neurodegenerative diseases. Iron overload in some individuals is caused by various factors, including genetic predisposition such as genetic hemochromatosis, repeated transfusion of red blood cells, and parenteral iron administration in conditions of transfusion-dependent anemia. A disturbance in the globin gene in diseases such as β-thalassemia major causes an imbalance of the globin chain, resulting in chronic anemia in the sufferer. It has been reported that the human body does not have a mechanism for eliminating excess iron levels. Routine transfusion has become a solution to overcome chronic anemia so that patients can maintain hemoglobin levels, and the result of this transfusion repetition is the accumulation of iron in various organs, such as the heart, liver, endocrine glands, pancreas, lungs, and kidneys. Excess iron can be toxic to the body due to the formation of harmful free radicals that can damage cells and tissues. An increase in excessive ROS can result in the saturation of the antioxidant system. The presence of free radicals can lead to damage and the occurrence of filtration dysfunction in the glomerulus.