Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek teologi Islam dalam teks La Galigo termasuk pada strategi yang dibangun ulama dalam memperkenalkan Islam melalui teks sastra. Penelitian ini membahas teks La Galigo episode Taggilinna Sinapatié sebagai objek kajian. Penelitian ini menggunakan pendekatan filologi yang memposisikan naskah menjadi basis data, kemudian di dukung dengan berbagai referensi yang relevan. Penelitian ini menggunakan metode tekstual dengan menggunakan pendekatan filologi. Pendekatan filologi yang dipilih berupa inventarisasi koleksi naskah. Naskah yang ditemukan kemudian dideskripsikan lalu dibandingkan dan ditentukan satu naskah yang mengandung konsep dan unsur Tauhid di dalamnya. Langkah kerja selanjutnya yaitu melakukan edisi teks berupa transliterasi dan terjemahan untuk dapat diidentifikasi dan diungkap aspek-aspek Tauhid Islam yang terkandung pada tiga naskah yang diperkirakan memiliki kandungan isi cerita yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naskah dengan kode Roll 12. No. 18 merupakan naskah yang memiliki unsur tauhid dan konsep Islam dari tiga naskah yang berisi teks episode Taggilinna Sinapatié. Berdasarkan hasil edisi teks dari naskah tersebut, ditemukan beberapa muatan Islam berupa konsep Tauhid di dalam teks Taggilinna Sinapatié berupa penggalang kalimat syahadat yang diserukan oleh dewa-dewa. Selain itu, terdapat pula frasa yang menyinggung tentang dua puluh sifat wajib Allah yang mendefenisikan konsep Allah agar dapat menguatkan aqidah pembaca sebagai seorang muslim yang bertaqwa. Muatan Islam yang terakhir yaitu dengan adanya kata Purakani yang berarti Surah Al-Furqan. Muatan isi surah dalam Al-Qur’an ini dijadikan ssebagai pembeda antara perkara benar dan salah atau antara yang haq dan batil. Pada bagain penutup terdapat sebuah keterangan yang menjabarkan makna dari kata Taggilinna Sinapatié yang merupakan ungkapan peristiwa yang menandai babak perubahan baru pada pandangan keberimanan orang Bugis yang meyakini eksistensi teologi dari Allah SWT.