Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) memiliki keunggulan dibandingkan sekolah dasar umum, terutama pada aspek kurikulum dan pembelajaran yang berbasis kurikulum terpadu (integrated curriculum) dengan mensinergikan kurikulum nasional (Kemendikbud), kurikulum agama (al-Islam), serta muatan lokal, dan dilaksanakan dengan sistem full day school. SDIT dipandang sebagai anasirit taghyir (agen perubahan) yang mengawal transformasi sosial dan budaya, sebab kurikulumnya berlandaskan pada nilai-nilai Al-Qur’an dan Hadis dengan visi futuristik, sehingga materi pembelajaran diarahkan untuk membekali peserta didik menghadapi perubahan sosial dan kompleksitas kehidupan. Penelitian ini berfokus pada analisis kurikulum unggulan SDIT Al-Izzah dan SDIT Al-Hanif, dengan tujuan memahami desain, konsep, serta implementasi kurikulum yang diterapkan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan empiris, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum SDIT terdiri atas kurikulum yayasan, kurikulum pengembangan diri, dan kurikulum pembiasaan dari jaringan sekolah Islam terpadu; SDIT Al-Hanif mengintegrasikan kurikulum Kemendiknas, Kemenag, dan Yayasan; sementara keunggulan keduanya terletak pada kelompok mata pelajaran pengembangan diri dengan perbedaan jumlah dan intensitas jam pelajaran, yakni SDIT Al-Izzah menyediakan 14 mata pelajaran dengan 32 jam pelajaran, sedangkan SDIT Al-Hanif memiliki 10 mata pelajaran dengan 108 jam pelajaran. Penelitian ini berkontribusi dalam memperkaya kajian pengembangan kurikulum pendidikan Islam berbasis integrasi