Juliarthana , I Nyoman Harry
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IDENTIFIKASI POLA PERSEBARAN PUSAT – PUSAT KEGIATAN DI KAWASAN PERKOTAAN BANGLI Pratama, I Gede Toby; Juliarthana , I Nyoman Harry; Wirawan, Komang
Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota Vol. 5 No. 2 (2024): Sustainable, Planning and Culture (SPACE) : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/space.v5i2.6973

Abstract

Urbanisasi, secara makro, merujuk pada proses kompleks yang melibatkan perubahan dalam berbagai aspek, termasuk demografi, ekonomi, teknologi, sosial, politik, budaya, dan lingkungan. Secara spesifik, urbanisasi dapat diartikan sebagai peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas di kawasan perkotaan, yang menyebabkan konsentrasi dan intensitas aktivitas ekonomi. Kota memiliki kemampuan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan internal, tetapi juga memberikan dampak ke luar wilayahnya, baik ke daerah sekitarnya maupun kota lainnya. Proses ini menciptakan distribusi manfaat ekonomi melalui dua cara: pertumbuhan internal (intensive margin) dan perkembangan eksternal (extensive margin). Dalam konteks Kawasan Perkotaan Bangli, penelitian kualitatif-kuantitatif dilakukan untuk mengidentifikasi persebaran pusat kegiatan dan kaitannya dengan sentralitas lokasi. Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung jarak dan pola distribusi pusat kegiatan, sementara analisis kualitatif menggambarkan peran dan identitasnya. Berdasarkan analisis, Bangli memiliki 2 fasilitas kesehatan berupa rumah sakit, 17 fasilitas pendidikan (12 SD, 3 SMP, 2 SMA), 2 fasilitas peribadatan (1 masjid dan 1 musholla), 3 pusat perdagangan berupa pasar, 9 fasilitas budaya dan rekreasi seperti balai warga, serta 1 ruang terbuka hijau berupa lapangan olahraga. Hasil analisis menggunakan perangkat lunak ArcGIS menunjukkan bahwa pola persebaran fasilitas kesehatan, pendidikan, perdagangan, serta kebudayaan dan rekreasi bersifat tersebar (dispersed). Sebaliknya, fasilitas peribadatan dan ruang terbuka hijau tidak menunjukkan pola karena hanya terdapat satu unit fasilitas di masing-masing kategori.