Lailiyah, Khofifah Nur
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KESIAPAN MENTAL IBU MUDA DARI PERNIKAHAN USIA DEWASA AWAL DI KOTA SURABAYA Lailiyah, Khofifah Nur; Hakim, Rofif Naufal; Mukti, Galuh Aulia; Mubaroka, Kholida Ulfi
JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan) Vol. 12 No. 1 (2025): JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/JKKP.121.07

Abstract

Abstrak Fenomena pernikahan pada usia muda atau dewasa awal tidak lagi dianggap sebagai hal yang tabu dalam masyarakat Indonesia. Banyak individu yang memilih untuk menikah pada usia tersebut dengan alasan cinta, tanpa mempertimbangkan secara matang berbagai risiko yang mungkin timbul dalam kehidupan rumah tangga. Keputusan ini berpotensi memengaruhi kondisi psikologis perempuan yang menikah muda, terutama karena kesiapan fisik dan mental yang belum optimal, sehingga rentan mengalami stres. Selain aspek psikologis, pernikahan pada usia dewasa awal juga kerap menimbulkan permasalahan lain, seperti ketidakstabilan finansial. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kesiapan mental ibu muda yang menikah pada usia dewasa awal di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teori fenomenologi sebagai landasan analisis. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi mendalam dan wawancara terstruktur terhadap partisipan yang memenuhi kriteria penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapan mental merupakan faktor krusial dalam menjalani kehidupan pernikahan, khususnya bagi individu yang menikah pada usia dewasa awal. Pada usia tersebut, kemampuan berpikir dan pengendalian emosi belum sepenuhnya matang, sehingga banyak ibu muda yang mengalami tekanan psikologis akibat tuntutan untuk mengelola keluarga. Ketidaksiapan secara fisik, emosional, dan mental menjadi pemicu utama munculnya stres. Lebih lanjut, perempuan yang menikah pada usia dewasa awal juga memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi, baik bagi diri sendiri maupun anak yang dilahirkan. Risiko tersebut mencakup komplikasi kehamilan serta gangguan kesehatan pada anak, yang dapat berdampak jangka panjang terhadap kesejahteraan keluarga. Abstract The phenomenon of early marriage or marriage during early adulthood is no longer considered taboo in Indonesian society. Many individuals choose to marry at a young age for reasons of love, often without thoroughly considering the potential risks that may arise in married life. This decision can significantly affect the psychological condition of young brides, particularly due to their physical and mental readiness being less than optimal, making them more vulnerable to stress. In addition to psychological aspects, marriage during early adulthood often leads to other challenges, such as financial instability. Based on this background, the present study aims to examine the mental preparedness of young mothers who marry during early adulthood in the city of Surabaya. This research employs a qualitative method with a descriptive approach, using phenomenological theory as the analytical framework. Data collection was conducted through in-depth observation and structured interviews with participants who met the study criteria. The findings indicate that mental readiness is a crucial factor in sustaining a marriage, especially for individuals who marry during early adulthood. At this age, cognitive maturity and emotional regulation are not yet fully developed, resulting in many young mothers experiencing psychological pressure due to the demands of managing a household. The lack of physical, emotional, and mental preparedness is a primary trigger for stress. Furthermore, women who marry during early adulthood are at higher risk of health complications, both for themselves and their children. These risks include pregnancy-related complications and potential health issues in children, which may have long-term impacts on family well-being.