Yogi Eka Putra
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TRANSFORMASI DIGITAL UMKM KULINER FOOD FEST PURWOKERTO DI TENGAH PELUANG DAN TANTANGAN DISRUPSI E-COMMERCE Anisa Puspita Dewi; Arie Dita Anindya; Muhamad Rifaldho Agus Satrio; Umar Maulana Akhsan; Yogi Eka Putra; Siti Maghfiroh
JOURNAL SAINS STUDENT RESEARCH Vol. 3 No. 6 (2025): Jurnal Sains Student Research (JSSR) Desember
Publisher : CV. KAMPUS AKADEMIK PUBLISING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61722/jssr.v3i6.6805

Abstract

Perkembangan digitalisasi telah membawa dampak signifikan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya sektor kuliner yang memiliki keterkaitan erat dengan budaya sekaligus menjadi salah satu bidang yang paling adaptif terhadap perubahan teknologi. Pergeseran perilaku konsumen yang kini terbiasa menggunakan layanan pesan antar, sistem pembayaran non-tunai, dan media sosial menuntut UMKM untuk melakukan transformasi agar tetap relevan. Fenomena ini tampak jelas pada Food Fest Purwokerto, pusat kuliner modern berbasis konsep food court yang menaungi beragam tenant kuliner lokal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus, melalui observasi lapangan, wawancara informal dengan tenant, serta analisis dokumentasi dan literatur pendukung. Fokus kajian diarahkan pada bagaimana tenant UMKM di Food Fest mengimplementasikan digitalisasi, peluang yang terbuka, tantangan yang dihadapi, hingga strategi yang ditempuh untuk menjaga keberlangsungan usaha di tengah disrupsi e-commerce.Hasil kajian menunjukkan bahwa digitalisasi di Food Fest terealisasi melalui tiga aspek utama: pemanfaatan platform e-commerce seperti GoFood dan GrabFood, penggunaan sistem pembayaran digital berbasis QRIS dan e-wallet, serta promosi aktif melalui media sosial. Ketiga aspek ini memberikan peluang strategis berupa perluasan akses pasar hingga luar daerah, efisiensi transaksi, penguatan branding, serta munculnya kolaborasi antartenant dalam bentuk promosi bersama maupun bundling produk. Namun, digitalisasi juga menimbulkan tantangan berupa biaya promosi berbayar yang memberatkan, ketimpangan literasi digital antar-tenant, persaingan internal yang semakin tajam, ketergantungan pada algoritma platform, hingga risiko homogenisasi kuliner lokal yang dapat menggerus identitas daerah. Dalam konteks keberlangsungan usaha, tenant di Food Fest mengembangkan beragam strategi adaptasi, antara lain inovasi produk dengan sentuhan baru pada kuliner tradisional, kolaborasi antartenant, diferensiasi cita rasa dan pelayanan, serta konsistensi menjaga kualitas. Faktor adaptasi teknologi, kualitas produk, dan pelayanan terbukti menjadi penentu utama daya tahan usaha. Melalui analisis SWOT, terlihat bahwa posisi UMKM tenant di Food Fest ditentukan oleh keseimbangan antara kekuatan internal, peluang eksternal, kelemahan yang harus diatasi, dan ancaman yang harus diantisipasi.