Kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap protein hewani, khususnya dari ayam broiler, terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan perubahan pola konsumsi. Untuk memenuhi kebutuhan ini secara efisien, sistem kandang tertutup (closed house) mulai banyak diadopsi karena mampu mengendalikan kondisi mikroklimat secara presisi. Namun, suhu tinggi, kelembaban berlebih, dan kadar gas amonia yang tidak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kesehatan dan produktivitas ayam. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem monitoring lingkungan kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu memantau suhu, kelembaban, dan kadar amonia secara real-time serta memberikan respons otomatis ketika parameter melebihi ambang batas. Sistem ini dibangun menggunakan mikrokontroler ESP32, sensor DHT22 untuk suhu dan kelembaban, sensor MQ135 untuk gas amonia, serta modul relay yang mengaktifkan kipas otomatis saat suhu melebihi 35°C atau kadar amonia melampaui 25 ppm. Data sensor dikirimkan secara real-time ke platform Blynk, memungkinkan pemantauan dan notifikasi jarak jauh melalui perangkat mobile. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah System Development Life Cycle (SDLC), mulai dari analisis kebutuhan, perancangan perangkat keras dan lunak, implementasi, hingga pengujian sistem.Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu membaca kondisi lingkungan secara akurat, mengirim data secara stabil ke cloud Blynk, serta mengaktifkan kipas secara otomatis saat kondisi lingkungan berada di luar ambang batas. Sistem ini terbukti mudah diimplementasikan, hemat biaya, dan efektif dalam meningkatkan efisiensi manajemen kandang. Dengan pendekatan berbasis IoT, sistem ini memberikan solusi adaptif dan berkelanjutan yang dapat membantu peternak skala kecil hingga menengah dalam menjaga kesehatan dan produktivitas ayam broiler secara lebih modern dan responsif.