This Author published in this journals
All Journal Jurnal Teologi
Kurniawan, Fransiskus Asisi Irwin Agung
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Buah Anggur: Halal atau Haram? Berdasarkan Imamat 10: 8 – 11 dan Kehadirannya dalam Ekaristi Dola Sesar, Dominikus Mario; Setiyawan, Andreas Eerry; Kurniawan, Fransiskus Asisi Irwin Agung; Sitorus, Desima Erlinda Agnesia
Jurnal Teologi (Journal of Theology) Vol 14, No 02 (2025)
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/jt.v14i02.12547

Abstract

Wine is one of the important elements in the Eucharistic Celebration. The Old Testament Scriptures specifically in the Book of Leviticus which contains the laws and rules of holy living, states that priests are forbidden to drink wine which can make them drunk and become unclean. Whereas in the New Testament World, Jesus used wine during the last supper, and gave a mandate to do so as a remembrance which became the basis for the celebration of the Eucharist as a symbol of the blood of Christ. The purpose of this paper is to describe and discuss the symbolic meaning and use of wine in Old Testament History and its implications in the Eucharist today. There are three main focuses that will be the points of discussion. Firstly, is wine unclean or lawful? What is the allegorical meaning and historicity of the use and prohibition of wine in Old Testament worship? Thirdly, how is the use of wine given a new meaning in the Eucharistic celebration today? This question is examined using the literature study method, through a qualitative and descriptive approach. As for the results found, it can be concluded that in the New Testament the meaning of wine is renewed in the light of faith with the presence of Jesus who uses the symbol of wine in His works, thus we interpret theologically the meaning of wine in the Eucharist is as a symbol of the blood of Christ that redeems humans.Abstrak Anggur merupakan salah satu unsur yang penting dalam Perayaan Ekaristi. Kitab Suci Perjanjian Lama secara khusus dalam Kitab Imamat yang memuat hukum-hukum dan aturan hidup suci, menyatakan bahwa para imam dilarang untuk meminum anggur yang dapat membuat mereka mabuk dan menjadi najis. Sedangkan dalam Dunia Perjanjian Baru, Yesus menggunakan anggur saat perjamuan malam terakhir, dan memberi amanah untuk melakukan hal demikian sebagai pengenangan yang menjadi dasar perayaan Ekaristi sebagai simbol darah Kristus. Adapun maksud penulisan ini adalah ingin mendeskripsikan dan membahas makna simbolik dan penggunaan anggur dalam Sejarah Perjanjian Lama dan implikasinya dalam Ekaristi saat ini. Ada tiga fokus utama yang akan menjadi poin pembahasan. Pertama, apakah anggur itu haram atau halal? Apa makna alegoris dan historisitas penggunaan dan pelarangan anggur dalam peribadatan Perjanjian lama? Ketiga, bagaimana penggunaan anggur dimaknai secara baru dalam perayaan Ekaristi saat ini? Pertanyaan ini dikaji dengan menggunakan metode studi Pustaka, melalui pendekatan kualitatif dan deskriptif. Adapun hasil yang ditemukan, dapat disimpulkan bahwa dalam Perjanjian Baru makna anggur diperbarui dalam terang iman dengan kehadiran Yesus yang menggunakan simbol anggur di dalam karya-karya-Nya, dengan demikian kita memaknai secara teologis pemaknaan anggur dalam Ekaristi merupakan sebagai simbol dari darah Kristus yang menebus manusia.