Penelitian ini menyoroti krisis integritas kepemimpinan yang melanda Indonesia dan gereja, yang kerap dipengaruhi oleh adopsi model kepemimpinan sekuler yang pragmatis serta mengabaikan spiritualitas Alkitabiah. Walaupun keteladanan Yesus menjadi acuan utama, kajian teologis khusus tentang integritas spiritual kepemimpinan-Nya dalam Injil Matius masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis integritas spiritual Yesus dalam Injil Matius serta menggali implikasinya bagi kepemimpinan Kristen di Indonesia, khususnya bagi guru Pendidikan Agama Kristen dan pemimpin gereja. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan studi literatur serta eksegesis historis-gramatikal dan teologis terhadap Injil Matius. Hasil penelitian mendefinisikan integritas secara holistik sebagai kesatuan identitas diri, keaslian hidup, keberanian moral, kedekatan dengan Allah, dan kompetensi praktis. Integritas ini berakar pada relasi dengan Allah dan menuntut keselarasan antara perkataan, tindakan, serta kehendak-Nya. Kepemimpinan Kristen dipahami bukan sekadar kapasitas manusiawi atau posisi, melainkan panggilan ilahi yang menuntut visi rohani, integritas, dan pelayanan kasih. Empat kualifikasi integritas kepemimpinan Yesus yang ditemukan adalah: (1) Kepemimpinan melalui kehidupan doa yang tekun sebagai dasar ketergantungan total pada Allah dan ketaatan kepada kehendak-Nya; (2) Kepemimpinan sesuai tuntunan Roh Kudus sebagai sumber wibawa dan kuasa yang bersumber dari pengurapan ilahi; (3) kepemimpinan berdasarkan kebenaran firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi, sumber kebenaran, inspirasi, hikmat, dan pendoman kehidpan; dan (4) kepemimpinan berkarakter ilahi yang nyata melalui kasih agape, kerendahan hati, belas kasihan, kejujuran, ketulusan, serta penolakan terhadap kemunafikan. Kesimpulannya, integritas kerohanian merupakan pilar fundamental yang menyatukan kedalaman spiritualitas dengan kredibilitas praktis, sekaligus memberikan kerangka teologis yang kokoh untuk membangun kepemimpinan Kristen yang otentik dan transformatif di tengah krisis integritas.