Latar Belakang: Restless Legs Syndrome (RLS) merupakan gangguan neurologis yang sering dialami oleh pasien yang menjalani hemodialisis, dengan prevalensi mencapai 20–45%. Gangguan ini ditandai oleh sensasi tidak nyaman pada tungkai yang menyebabkan dorongan kuat untuk menggerakkannya, terutama saat beristirahat. Salah satu faktor yang berperan penting dalam patogenesis RLS adalah gangguan metabolisme zat besi dan anemia. Kadar hemoglobin (Hb) dan feritin serum merupakan indikator status hematologis yang berpotensi berhubungan dengan keparahan gejala RLS.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar hemoglobin dan feritin serum dengan keparahan gejala Restless Legs Syndrome pada pasien hemodialisis rutin.Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan melibatkan 60 responden pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling berdasarkan kriteria inklusi lama menjalani hemodialisis ≥6 bulan. Data kadar hemoglobin dan feritin diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium rutin, sedangkan tingkat keparahan RLS diukur menggunakan International Restless Legs Syndrome Rating Scale (IRLS). Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman.Hasil: Sebanyak 36 responden (60%) mengalami RLS dengan tingkat keparahan sedang hingga berat. Nilai rata-rata kadar hemoglobin responden adalah 9,8 ± 1,4 g/dL dan kadar feritin serum 187,6 ± 54,2 ng/mL. Hasil analisis menunjukkan hubungan negatif yang signifikan antara kadar hemoglobin dengan skor keparahan RLS (r = –0,451; p = 0,001) serta antara kadar feritin serum dengan skor RLS (r = –0,482; p < 0,001). Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah kadar hemoglobin dan feritin, semakin berat gejala RLS yang dialami pasien.