Latar belakang : Elephantiasis Nostras Verrucosa (ENV) merupakan manifestasi klinis akibat limfedema kronis yang terdiri dari lesi hiperkeratotik, verukosa dan papilomatosis. Penyakit ENV disebabkan kelainan regional maupun penyakit sistemik yang menyebabkan limfedema primer dan sekunder. Faktor predisposisi ENV sangat bervariasi, sehingga pendekatan multidisiplin diperlukan untuk dapat memberikan tatalaksana yang tepat kepada pasien. Kasus : Seorang laki-laki usia 72 tahun dengan keluhan bengkak pada kedua kaki sejak 30 tahun disertai benjolan-benjolan dengan ukuran dan konsistensi yang bervariasi di permukaan kaki. Status dermatologi didapatkan regio ekstremitas inferior bilateral tampak papul dan nodul multipel menyatu membentuk permukaan verukosa menyerupai gambaran cobblestone appearance disertai woody edema. Pemeriksaan histopatologi epidermis tampak parakeratosis, akantosis dan papilomatosis, serta dermis tampak edema dengan deposisi kolagen tebal, dilatasi pembuluh limfe dan infiltrat perivaskuler. Luka paska biopsi yang membentuk ulkus dilakukan pemeriksaan kultur pus dan didapatkan bakteri Pseudomonas aeruginosa. Pemeriksaan USG Doppler dan CT scan dengan kontras tampak non suspicious limfadenopati inguinal bilateral dan tidak ditemukan kelainan vaskular yang dapat menyebabkan limfedema. Pasien diberikan terapi konservatif dengan edukasi pembatasan aktivitas dan elevasi tungkai saat istirahat, perawatan kulit dan kuku, pemijatan dan pembalutan dengan elastic bandage. Pasien mendapat terapi topikal dengan asam salisilat 30% dalam vaselin album yang dioleskan pada lesi hiperkeratotik setiap hari sekali dan dibalut oklusif dengan cling wrap dan medikasi ulkus dengan NaCl 0.9% selama 10 menit kemudian dioles gentamisin salep 0.1% ditutup dengan kasa lembab kering. Klinis pasien mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Diskusi : Elephantiasis nostras verrucosa merupakan manifestasi klinis dari limfedema kronik. Akumulasi cairan limfe di jaringan interstisial menstimulasi fibroblas untuk membentuk serat kolagen berlebih yang akan tampak sebagai gambaran cobblestone. Penegakkan diagnosis ENV harus menyeluruh dan fokus untuk mencari penyebab utama limfedema. Manajemen ENV meliputi tatalaksana konservatif dan medikamentosa dengan agen keratolitik berupa asam salisilat terbukti efektif memperbaiki klinis pasien.