Saat ini masih sedikit manusia yang sadar lingkungan dan kurang peka terhadap kesehatan generasi mendatang dan di sisi perusahaan, sekalipun Undang-Undang Lingkungan dipatuhi banyak perusahaan merasa tidak mendapat keuntungan finansial bagi organisasinya, hingga berpendapat bahwa beradaptasi pada dampak perubahan iklim akan meningkatkan biaya. Sebetulnya perubahan iklim menimbulkan risiko besar bagi ekonomi global karena dapat berdampak pada habitat, ketersediaan dan konsumsi sumber daya, dan setiap organisasi cepat atau lambat akan terpengaruh. Perusahaan memiliki kewajiban kepada pelanggan, karyawan dan yang terpenting kepada pemegang saham untuk memberikan nilai jangka panjang dan mengelola risiko. Setiap pembuatan keputusan perusahaan sebaiknya terus memperhatikan dampak pada perubahan iklim karena berdampak jangka panjang baik bagi lingkungan, sosial, dan keuangan perusahaan itu sendiri. Penelitian ini ingin menggambarkan persepsi akuntan Indonesia terhadap akuntansi untuk perubahan iklim yang diukur dengan persepsi akuntan terhadap perubahan iklim yang dipengaruhi oleh pendorong implentasi perubahan iklim, fungsi keuangan, bidang-bidang yang dibiayai, dan teknik akuntansi manajemen. Pengujian dilakukan dengan regresi berganda melalui SPSS versi 25, dan sebelumnya dipaparkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang telah lolos. Hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa pendorong implementasi perubahan iklim berpengaruh signifikan positif terhadap persepsi akuntan atas perubahan iklim, fungsi keuangan berpengaruh tidak signifikan negatif terhadap persepsi akuntan atas perubahan iklim, bidang-bidang yang dibiayai tidak berpengaruh signifikan dan arahnya negatif terhadap persepsi akuntan atas perubahan iklim, dan teknik akuntansi manajemen berpengaruh signifikan positif terhadap persepsi akuntan atas perubahan iklim. Studi ini diharapkan menggambarkan kesiapan akuntan Indonesia dalam menghadapi praktek akuntansi perubahan iklim berbasis IFRS S1 dan S2. Currently, there are still few people who are environmentally aware and less sensitive to the health of future generations and on the company side, even though the Environmental Law is complied with, many companies feel that they do not get financial benefits for their organization, to the point of arguing that adapting to the impacts of climate change will increase costs. In fact, climate change poses a major risk to the global economy because it can impact habitats, availability and consumption of resources, and every organization will be affected sooner or later. Companies have an obligation to customers, employees and most importantly shareholders to provide long-term value and manage risk. Every company decision-making should continue to pay attention to the impact of climate change because it has a long-term impact on the environment, society, and finances of the company itself. This study aims to describe the perception of Indonesian accountants on climate change accounting as measured by the accountant's perception of climate change influenced by the drivers of climate change implementation, financial functions, financed areas, and management accounting techniques. The test was conducted using multiple regression through SPSS version 25 and previously presented the results of the validity and reliability tests that had passed. The results of this study test indicate that the drivers of climate change implementation have a significant positive effect on accountants' perceptions of climate change, financial functions have no significant negative effect on accountants' perceptions of climate change, financed areas have no significant effect and the direction is negative on accountants' perceptions of climate change, and management accounting techniques have a significant positive effect on accountants' perceptions of climate change. This study is expected to describe the readiness of Indonesian accountants in facing climate change accounting practices based on IFRS S1 and S2.