Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERSEPSI TERHADAP GENDER DAN DETRANSISI: ANTARA NORMA YANG BERLAKU DAN UPAYA UNTUK DIAKUI Meisya Nur Hafiza; M. Bariq Taqiy; Dini Hutagalung; Dwi Puspita Sari; Muhammad Ridwan
Jurnal Media Akademik (JMA) Vol. 3 No. 10 (2025): JURNAL MEDIA AKADEMIK Edisi Oktober
Publisher : PT. Media Akademik Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62281/1jnvg921

Abstract

Penelitian ini membahas dinamika persepsi masyarakat terhadap gender dan fenomena detransisi pada norma sosial di Indonesia. Gender dipahami bukan sekadar perbedaan biologis, melainkan konstruksi sosial yang dipengaruhi oleh nilai, budaya, dan agama. Perkembangan wacana identitas transgender memperlihatkan adanya tantangan berupa stigma, diskriminasi, serta keterbatasan akses terhadap pengakuan hukum dan layanan kesehatan. Fenomena detransisi, yakni kembalinya individu ke identitas gender semula setelah melakukan transisi, menjadi isu yang semakin kompleks karena kerap dipahami secara keliru sebagai penolakan terhadap identitas diri, padahal sebagian besar terjadi akibat tekanan eksternal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode wawancara mendalam dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat masih didominasi norma tradisional yang menekankan peran gender kaku, meskipun terdapat pergeseran pandangan yang lebih inklusif di kalangan generasi muda dan kelompok berpendidikan tinggi. Dampak psikologis yang dialami meliputi rasa bersalah, depresi, dan isolasi sosial, sementara strategi pengakuan identitas dilakukan melalui adaptasi, negosiasi, maupun resistensi di ruang privat maupun publik, termasuk media digital. Penelitian ini menegaskan bahwa fenomena detransisi merefleksikan ketegangan antara norma sosial konservatif dan perjuangan individu untuk diakui. Implikasinya adalah perlunya pendidikan publik, kebijakan inklusif, layanan kesehatan yang responsif, serta perubahan narasi media untuk membangun wacana gender yang lebih adil dan humanis di Indonesia.