Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Marapi yang terjadi secara berkala dari bulan Januari – Maret 2024 menyebabkan penumpukan material vulkanik pada sekitar kawah dan lereng gunung. Peningkatan curah hujan yang terjadi pada daerah Gunung Marapi menyebabkan material vulkanik yang menumpuk tadi longsor dan terbawa oleh aliran sungai sehingga terjadinya banjir bandang yang membawa bebatuan, mulai dari ukuran besar hingga halus yang disebut banjir lahar dingin yang terjadi pada Mei 2024. Penelitian kali ini menggunakan metode Normalized Morphometric Flood Index (NMFI) yang bertujuan normalisasi nilai – nilai parameter morfometri ke dalam skala 0 hingga 1. Terdapat tujuh parameter yang digunakan dalam kajian banjir lahar, yaitu drainage density, bifurcation ratio, ruggedness number, slope, dissection index, basin relief, dan relief ratio. Setiap parameter dinormalisasi dan dilakukan overlay yang kemudian dikelompokkan menjadi 3 klasifikasi, yaitu rendah (0,00 – 0,33), sedang (0,33 – 0,66), dan tinggi (0,66 – 1,00). Setelah itu, didapatkan hasil akhir peta Geohazard Banjir Lahar DAS Batang Malano dengan presentase kelas bahaya rendah 36,89%, kelas bahaya sedang 60,59%, dan kelas bahaya tinggi 2,52%. Sepanjang DAS Batang Malano indeks bahaya terbagi menjadi tinggi pada bagian hulu sungai dan perlahan berkurang ke indeks bahaya sedang pada saat menuju ke daerah hilir sungai. Dengan hasil ini potensi akan terjadinya banjir lahar kembali cukup tinggi, dikarenakan hingga tahun 2025 Gunung Marapi masih mengalami beberapa erupsi. Perlu adanya perencanaan mitigasi yang matang, jalur evakuasi, serta perencanaan infrastruktur yang baik di sekitar DAS Batang Malano.