Era Society 5.0 menuntut dunia pendidikan untuk beradaptasi melalui integrasi teknologi digital ke dalam kurikulum agar mampu menghasilkan generasi yang kritis, kreatif, dan berkarakter sesuai nilai-nilai Pancasila. Kurikulum Merdeka hadir sebagai kebijakan pendidikan nasional yang memberi fleksibilitas dalam proses belajar, namun keberhasilannya sangat dipengaruhi oleh literasi digital sebagai bekal utama siswa menghadapi tantangan global. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi implementasi Kurikulum Merdeka berbasis literasi digital dalam memperkuat dimensi Profil Pelajar Pancasila, mencakup aspek bernalar kritis, kreatif, gotong royong, dan berkebinekaan global. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus multipel, melibatkan tiga sekolah menengah di Jawa Barat dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap literasi digital tergolong tinggi (78%) dan keterlibatan siswa dalam proyek digital mencapai 72%, dengan capaian terbaik pada dimensi bernalar kritis (74%) dan kreatif (70%). Namun, dimensi gotong royong (65%) dan berkebinekaan global (60%) masih relatif rendah, dipengaruhi oleh keterbatasan infrastruktur dan resistensi sebagian guru. Temuan ini menegaskan bahwa strategi integratif berbasis kolaborasi lintas sekolah dan penguatan capacity building guru menjadi kunci untuk optimalisasi. Penelitian ini diharapkan memberi kontribusi teoritis dalam literatur pendidikan serta rekomendasi praktis bagi guru dan pembuat kebijakan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka berbasis literasi digital secara inklusif dan berkelanjutan.