Era disrupsi digital membawa tantangan serius terhadap moralitas generasi Z yang rentan terpapar perilaku menyimpang di ruang maya, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan perundungan siber. Kondisi ini menegaskan pentingnya pendidikan karakter sebagai upaya preventif dalam menjaga integritas generasi muda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran pendidikan karakter dalam mencegah krisis moral generasi Z dengan menekankan relevansi nilai karakter di lingkungan digital. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan studi kasus di Kota Cirebon, melibatkan 30 siswa, 5 guru, dan 2 konselor yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan model interaktif Miles, Huberman, & SaldaƱa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% siswa menilai pendidikan karakter efektif mengurangi perilaku menyimpang digital, 71% menyatakan pendidikan karakter menumbuhkan empati, 68% menyebut peningkatan etika komunikasi daring, dan 63% menilai relevansi materi pendidikan karakter digital masih cukup tinggi. Temuan ini mengindikasikan bahwa pendidikan karakter berperan signifikan dalam membentuk moral generasi Z, namun perlu diadaptasi lebih kontekstual dengan realitas digital. Diskusi penelitian menegaskan pentingnya integrasi pendidikan karakter dengan literasi digital, pembelajaran berbasis proyek, dan konseling individual untuk memperkuat moral knowing, moral feeling, dan moral action. Implikasi praktisnya adalah perlunya kolaborasi antara sekolah, konselor, dan keluarga dalam membangun strategi pendidikan karakter yang adaptif terhadap ekosistem digital.