Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis konsep diri ODHA dalam konteks pengembangan agama di Majelis Sinau Agomo, serta interaksi yang terjalin dengan anggota komunitas lainnya sehingga mempengaruhi konsep diri pada ODHA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data melalui metode kualitatif yaitu terknik wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ODHA di Majelis Sinau Agomo mengalami perubahan positif dalam konsep diri mereka berkat dukungan komunitas dan lingkungan yang inklusif. Kegiatan keagamaan tidak hanya berfungsi sebagai sarana spiritual, tetapi juga sebagai media guna membentuk konsep diri ODHA dimana pendalaman agama dapat memperkuat rasa kepercayaan diri dan memberikan dukungan sosial. Melalui partisipasi dalam komunitas keagamaan, ODHA dapat menemukan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka, mengurangi stigma, dan membangun hubungan yang positif dengan lingkungan sekitar. This paper explores the dinamycs of self-concept among people living with HIV/AIDS in the context of religious development at Majelis Sinau Agomo, as well as interactions with other community members that affect the self-concept of ODHA. This research uses a qualitative method with a phenomenological approach. The techniques used in collecting data through qualitative methods are in-depth interviews, observation, and documentation. The results showed that ODHA in Majelis Sinau Agomo experienced positive changes in their self-concept thanks to community support and an inclusive environment. Religious activities not only serve as a spiritual tool, but also as a medium to shape the self-concept of ODHA where increased religion can strengthen self-confidence and provide social support. Through participation in religious communities, ODHA can find a better understanding of themselves, reduce stigma, and build positive relationships with the surrounding environment.