Salah satu faktor penyebab kesulitan dalam pembelajaran matematika adalah kurangnya keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa cenderung hanya menjadi penerima informasi yang pasif tanpa diberi kesempatan yang memadai untuk mengeksplorasi, menemukan, dan mengembangkan konsep matematika secara mandiri. Hal ini berdampak pada pemahaman siswa terhadap konsep matematika, terutama pada materi pecahan yang membutuhkan pemahaman konsep yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan penyelesaian soal pecahan pada siswa kelas III SDN 060923. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan penelitian siswa kelas III SDN 060923. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tiga cara yaitu: (1) Tes, (2) Wawancara, dan (3) Dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan tiga tahap yaitu: (1) Reduksi Data, (2) Penyajian Data, dan (3) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi. Berdasarkan analisis hasil tes pada 24 siswa kelas III, ditemukan bahwa siswa terdistribusi ke dalam tiga kategori kemampuan dengan komposisi sebagai berikut: 9 siswa (37,5%) berkemampuan tinggi, 11 siswa (45,8%) berkemampuan sedang, dan 4 siswa (16,7%) berkemampuan rendah. Dominasi siswa pada kategori kemampuan sedang menunjukkan bahwa hampir separuh dari total siswa memiliki kesulitan sedang dalam memahami konsep pecahan. Kesulitan dalam menginterpretasi representasi dapat diatasi melalui pembelajaran multirepresentasi yang mengajarkan konversi antara bentuk verbal, visual, dan simbolik. Tingkat kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal pecahan menunjukkan variasi yang signifikan dengan distribusi kemampuan yang telah diidentifikasi. Strategi untuk mengatasi kesulitan belajar siswa dapat dilakukan melalui pendekatan komprehensif yang meliputi: pembelajaran dengan manipulatif konkret menggunakan benda nyata untuk mendemonstrasikan konsep pembilang dan penyebut, penggunaan multimedia interaktif untuk memvisualisasikan pecahan, pembelajaran multirepresentasi yang mengajarkan konversi antara bentuk verbal, visual, dan simbolik, serta scaffolding dalam interpretasi masalah. Studi ini memberikan gambaran umum bahwa pembelajaran matematika, khususnya materi pecahan, membutuhkan pendekatan yang lebih interaktif dan multi-representasi untuk meningkatkan pemahaman siswa.