This Author published in this journals
All Journal LoroNG
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Optimalisasi Penegakan Hukum dalam Mengurangi Kepemilikan Tanah Absentee demi Terwujudnya Keadilan Sosial Widagdo, Hairul Dharma
LoroNG: Media Pengkajian Sosial Budaya Vol 6 No 1 (2017)
Publisher : Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/lorong.v6i1.76

Abstract

Distribution of agricultural land is closely linked to the landreform program. One of the objectives of this program is to increase the productivity of agricultural land. This is an effort of the Government in providing justice for the community in accordance with the purpose of the state. One of the aims of the state is to promote the common prosperity. This writing uses the type of empirical legal research with the approach statute approach and conseptual approach, which aims to explore the problem of absentee land that is rife owned by the community in several areas, especially in the city of Blitar. In addition, to provide solutions and preventive measures to overcome absentee land ownership. Distribusi tanah pertanian berhubungan erat dengan program landreform. Salah satu tujuan dari program ini adalah peningkatan produktifitas lahan pertanian. Hal ini merupakan upaya Pemerintah dalam memberikan keadilan bagi masyarakat sesuai dengan tujuan negara. Salah satu tujuan negara yaitu untuk memajukan kesejahteraan umum. Penulisan ini menggunakan jenis penelitian hukum empiris dengan pendekatan statute approach dan conseptual approach, yang bermaksud menggali permasalahan tentang tanah absentee sedang marak di beberapa daerah khususnya di Kota Blitar. Selain itu, guna memberikan solusi dan langkah preventif untuk mengatasi kepemilikan tanah absentee.
Politik Identitas: Konstruksi Pemikiran Amy Gutmann dalam Menyikapi Pesta Politik Tahun 2019 Okavia, Nada; Widagdo, Hairul Dharma
LoroNG: Media Pengkajian Sosial Budaya Vol 7 No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/lorong.v7i1.220

Abstract

Democracy is very closely related to politics. If the definition is drawn, politics is the interaction between government and society in making a policy in a state. In practice, politics and democracy are often used as tools and games for those in the seat of power. The struggle for the seat of power is always colored by dropping each other’s identity from political opponents in various ways or we usually hear as the Politics of Identity. These problems have a form that is varied as well as terrible, the impact of which is also unimaginable. Amy Gutmann (2003) has discussed identity politics and argues that not always identity politics aims to bring down political opponents. Amy divides identity politics into three things, namely Good, Ugly and Bad. This study will identify identity politics that will be used by presidential candidates and vice­presidential candidates in the upcoming political elections in 2019. Demokrasi sangat berkaitan erat dengan politik. Jika ditarik pengertiannya, politik adalah interaksi antara pemerintah dan masyarakat dalam membuat suatu kebijakan dalam bernegara. Dalam praktiknya, politik maupun demokrasi seringkali digunakan sebagai alat dan permainan bagi mereka yang berada di kursi kekuasaan. Perebutan kursi kekuasaan ini selalu diwarnai dengan saling menjatuhkan identitas dari lawan politiknya dengan berbagai cara atau biasa kita dengar dengan sebutan Politik Identitas. Permasalahan tersebut memiliki wujud yang bervariasi sekaligus mengerikan, yang dampak dari padanya juga tak terbayangkan. Amy Gutmann (2003) telah membahas mengenai politik identitas dan berpendapat bahwa tidak selamanya politik identitas itu bertujuan untuk saling menjatuhkan lawan politiknya. Amy membagi politik identitas menjadi tiga keadaan, yakni Good, Ugly dan Bad. Penelitian ini akan mengidentifikasi politik identitas yang akan digunakan oleh calon presiden dan calon wakil presiden dalam kontestasi politik pemilihan umum tahun 2019 mendatang.