Saat ini masih banyak ditemukan resep dokter racikan obat terutama untuk anak-anak dan lansia. Obat racikan rentan akan ketidakstabilan oleh karena itu evaluasi secara fisika maupun kimia perlu dilakukan untuk mengevaluasi stabilitas sediaan racikan obat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui stabilitas racikan bentuk puyer atau pulveres sefiksim berdasarkan ketentuan Beyond Use Date. Sefiksim merupakan salah satu antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter. Racikan pulveres sefiksim yang disimpan pada suhu ruang (26°C) dan lemari pendingin (5°C) kemudian diuji terhadap perubahan kadar, pH, dan organoleptis (warna dan aroma) pada interval hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28. Pemantauan kadar bahan aktif selama masa penyimpanan dilakukan menggunakan Spektrofotometer UV pada panjang gelombang 291 nm. Hasil pengamatan organoleptis terhadap warna dan aroma dari racikan pulveres sefiksim tidak ditemukan adanya perubahan mulai hari ke-0 hingga hari ke-28 pengamatan yaitu tetap berwarna putih kekuningan dan tidak berbau. Hasil dari uji kadar dan pH menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada perolehan kadar dan pH sefiksim pada setiap interval hari pengamatan selama 28 hari baik pada suhu 26°C maupun 5°C (sig.2-tailed>0,05). Setelah 28 hari penyimpanan ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada perolehan pH pulveres sefiksim dari kedua suhu penyimpanan (sig.2-tailed<0,05), namun rerata pH sefiksim pada suhu 26°C maupun 5°C masih memenuhi syarat pH sefiksim yang diperbolehkan yaitu 2,6 sampai 4,1. Berdasarkan hasil pengujian tersebut, racikan pulveres sefiksim stabil selama 28 hari pada suhu penyimpanan 26°C dan 5°C sehingga hasil ini sesuai dengan ketentuan Beyond Use Date untuk sediaan nonaqueous formulation.