Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Pola Konsumsi Dan Ketimpangan Ekonomi Masyarakat Miskin Penerima Program Keluarga Harapan (Pkh) Kabupaten Semarang Arif, Muhammad; Sabilla, Ananda Putri
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 14th University Research Colloquium 2021: Bidang Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengetahui distribusi pendapatan dan pola konsumsi pada masyarakat miskin penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan sampel penelitian 64 responden dari 3 kecamatan terpilih yaitu Kecamatan Ungaran Barat (perkotaan), Kecamatan Suruh (transisi), dan Kecamatan Susukan (pedesaan). Pengambilan data dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer melalui kuisioner, data sekunder diambil dari BPS dan BDT tahun 2020. Hasil analisis menunjukkan bahwa distribusi masyarakat miskin di Kabupaten Semarang terkonsentrasi di 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Suruh, Tengaran dan Getasan, yang berbatasan langsung dengan kabupaten Boyolali dan Kota Salatiga, sehingga dapat disimpulkan bahwa wilayah ini merupakan daerah dengan mobilitas masyarakat yang cukup tinggi, dan dipengaruhi oleh aktifitas ekonomi dari wilayah eksternal. Dalam sektor ekonomi, diketahui bahwa rata-rata pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Semarang adalah sebesar 5 persen yang ditopang dari sektor industri. Hasil perhitungan ketimpangan pendapatan dan pengeluaran dengan pendekatan indek gini menunjukkan bahwa masyarakat miskin di Kabupaten Semarang tidak menunjukkan adanya ketimpangan yang berarti. Temuan menarik dari kajian ini adalah bahwa hutang menjadi masalah yang sangat membebani masyarakat sehingga pendapatan mereka harus banyak terpotong untuk keperluan membayar hutang. Diketahui pula bahwa distribusi keperluan berhutang hampir sama antar wilayah yaitu untuk konsumsi, sekolah dan sebagai modal usaha, dengan demikian untuk mengurai dan mengatasi masalah kemiskinan diperlukan intervensi melalui jaring pengaman sosial dan program bantuan pendidikan tinggi bagi masyarakat miskin di Kabupaten Semarang.