Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan yang subur dan terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Namun pada saat ini ini sering terjadi perubahan cuaca yang cukup ekstrim dan tidak mudah untuk diprediksi, sehingga para petani cukup kesulitan untuk menjalankan metode penyiraman tanaman yang teratur pada kebun mereka. Ada beberapa tanaman yang sensitif terhadap perubahan kelembapan tanah yang menyebabkan tanaman tidak bertumbuh dengan baik bahkan sampai mengalami kebusukan. Oleh karena kondisi itu maka dibutuhkan alat pertanian berbasis teknologi dan informasi yang nantinya direalisasikan dengan sistem IOT (Internet Of Things). IOT adalah suatu konsep atau program di mana sebuah objek memiliki kemampuan untuk mentransmisikan atau mengirimkan data melalui jaringan tanpa menggunakan bantuan perangkat komputer dan manusia. Sistem IOT yang dirancang kali ini yakni menggunakan mikrokontroller nodemcu sebagai pengolah data, dan sensor soil moisture sebagai pembaca kelembaban tanah ataupun input yang diprogram dan mengirimkan hasil pengukuran melalui aplikasi Telegram, sehingga petani dapat memonitor dan mengontrol melalui Telegram, lalu relay sebagai output untuk menghidupkan pompa air yang berfungsi sebagai penyiram. Dengan alat ini kondisi kebun dapat dipantau setiap saat dan dapat dillakukan penyiraman dengan teratur. Hasil pengujian berjalan sesuai dengan yang diharapkan, air akan dipompa sebanyak 4,7 liter ketika pompa menyala selama 1 menit, air akan dipompa sebanyak 9,4 liter ketika pompa menyala selama 2 menit, dan air akan dipompa sebanyak 14,2 liter ketika pompa menyala selama 3 menit.