Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Sifat Mutu Arang Aktif Kayu Bidara (Ziziphus mauritiana) Dengan Larutan Kimia Natrium Hidroksida Berdasarkan Variasi Suhu Aktivasi Yuliawati, Yuyun; Rizaldi , Lalu Heri
The Journal of Teknologi Pangan Vol 4 No 2 (2023): Peluang dan Tantangan Bahan Pengawet Makanan Alami dalam Memperpanjang Umur Simpa
Publisher : Faculty of Agriculture Science & Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/fagi.v4i2.3583

Abstract

Di Indonesia tanaman bidara tumbuh liar di daerah kering salah satunya di kabupaten Sumbawa. Kayu bidara bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan arang aktif yang diperoleh melalui proses aktivasi fisik maupun kimia untuk meningkatkan nilai ekonomi dari tanaman bidara. Arang aktif adalah arang yang diolah lebih lanjut pada suhu tinggi dengan menggunakan gas CO2, uap air atau bahan-bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan dapat digunakan sebagai adsorben. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi suhu aktivasi terhadap sifat mutu arang aktif kayu bidara menggunakan larutan natrium hidroksida 35%. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu suhu aktivasi yaitu 6000C, 7000C, 8000C dengan parameter uji yaitu kadar air, kadar abu, zat terbang, karbon terikat dan daya serap iodin. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kadar air berkisar 2.25%-5.72%, kadar abu 3.60%-8.07%, zat terbang 24.77%-49.85%, karbon terikat 36.37%-69.38% dan iodin 1692mg/g-2876mg/g. perlakuan variasi suhu aktivasi berpengaruh nyata terhadap nilai kadar air, kadar abu, zat terbang dan karbon terikat, tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai dari daya serap iodine. Perlakuan terbaik diperoleh pada suhu 8000C yang menghasilkan nilai kadar air sebesar 2,25%, kadar abu 3,60%, kadar zat terbang 24,77%, dan kadar karbon terikat 69,38%, dan iodin 2199 mg/g dan sudah sesuai dengan standar indonesia (SNI No.06-3730-1995). Arang aktif kayu bidara dapat dikembangkan menjadi adsorben.