Plankton merupakan indikator penting dalam menilai kualitas perairan karena sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan, khususnya parameter oseanografi. Selat Sempu, yang terletak di wilayah pesisir selatan Jawa Timur, merupakan kawasan strategis yang memiliki peran penting dalam bidang perikanan, sehingga penting untuk dikaji dari aspek ekologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengintegrasikan parameter oseanografi dengan analisis CCA untuk memahami struktur komunitas plankton di perairan Selat Sempu, Malang, Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan pada empat stasiun dengan karakteristik aktivitas manusia yang berbeda. Parameter oseanografi seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut, klorofil-a, diukur secara in-situ menggunakan multiparameter AAQ-Rinko 1183, pH juga diukur secara in-situ menggunakan pH meter, nitrat, dan fosfat diukur secara ex-situ dengan metode spektrofotometri. Sampel plankton dikoleksi menggunakan plankton net berukuran mesh 45 µm dan dianalisis secara mikroskopis menggunakan haemositometer untuk identifikasi genus serta perhitungan kelimpahan. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar parameter oseanografi berada dalam kisaran normal, kecuali nitrat dan fosfat yang melebihi baku mutu. Ditemukan 17 genus plankton dari 8 kelas, dengan dominasi fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae. Indeks keanekaragaman tergolong sedang (1,05 – 2,03), dengan variasi keseragaman dan dominansi antar stasiun. Analisis Canonical Correspondence Analysis (CCA) menunjukkan pengaruh signifikan beberapa parameter terhadap distribusi plankton. Genus Oscillatoria dan Alexandrium tidak berkorelasi langsung dengan parameter utama, yang mengindikasikan peran faktor lingkungan lain. Temuan ini menegaskan pentingnya pemantauan ekosistem secara komprehensif dalam pengelolaan wilayah pesisir. Plankton serve as important indicators for assessing water quality due to their sensitivity to environmental changes, particularly to oceanographic parameters. The Sempu Strait, located along the southern coast of East Java, is a strategic coastal area that plays a vital role in fisheries, making ecological assessment essential. This study aimed to analyze the relationship between oceanographic factors and the structure of plankton communities in the waters of Sempu Strait, Malang, Indonesia, by integrating oceanographic data with Canonical Correspondence Analysis (CCA). Sampling was conducted at four stations representing different levels of anthropogenic activity. Oceanographic parameters such as temperature, salinity, dissolved oxygen, and chlorophyll-a were measured in situ using a multiparameter probe (AAQ-Rinko 1183), while pH was measured in situ using a pH meter. Nitrate and phosphate concentrations were analyzed ex situ using spectrophotometry. Plankton samples were collected using a 45 µm mesh plankton net and analyzed microscopically with a hemocytometer for genus identification and abundance estimation. The results showed that most oceanographic parameters were within normal ranges, except for nitrate and phosphate, which exceeded the quality standards. A total of 17 plankton genera from eight classes were identified, dominated by phytoplankton from the class Bacillariophyceae. The Shannon–Wiener diversity index indicated moderate diversity levels (1.05–2.03), with variations in evenness anddominance among stations. CCA results revealed that several oceanographic parameters significantly influenced plankton distribution, while Oscillatoria and Alexandrium exhibited weak correlations with the main parameters, suggesting the influence of additional environmental factors. These findings highlight the importance of comprehensive and long-term ecosystem monitoring to support sustainable management of the Sempu Strait coastal environment.