Tingginya angka stunting di Ogan Ilir masih menjadi perhatian utama pemerintah pusat dalam pembangunan kesehatan di kabupaten ini. Meskipun prevalensi stunting di Ogan Ilir pada tahun 2022 sebesar 24,9%, namun angka ini belum mencapai angka target 14%. Berat badan lahir rendah (BBLR) serta lahir prematur dapat mengakibatkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan bayi, termasuk malnutrisi yang meningkatkan kemungkinan pertumbuhan terhambat. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan BBLR dan kelahiran prematur dengan prevalensi stunting. Riset ini memakai desain studi kasus-kontrol yang dilaksanakan di September 2023 di 9 desa lokus stunting di Kab. Ogan Ilir. Populasi riset ialah keseluruhan ibu di 9 desa tersebut yang mempunyai anak berumur 0-59 bulan. Sampel riset diambil dengan teknik purposive sampling dengan membandingkan 1:2 diantara kategori kasus (67 balita stunting) dan kelompok kontrol (134 balita non-stunting). Kuesioner, pengukuran antropometri, dan buku KIA digunakan untuk mengumpulkan data. Analisa statistika yang dipakai yakni pengujian chi-square. Perolehan analisis bivariat memperlihatkan BBLR (p-value=0.325, OR=1.383), kelahiran prematur (p-value=0.763, OR=1.095), penghasilan keluarga (p-value=0.565, OR=1.294), serta jarak kehamilan (p-value=0.473, OR=0.767) dengan masing-masing p-value dari variabel > 0,05. Hingga tahun 2023, kondisi stunting pada bayi (0-59 bulan) di Kab. Ogan Ilir tampaknya tidak berhubungan secara signifikan dengan faktor-faktor seperti berat badan lahir rendah (BBLR), kelahiran prematur, pendapatan keluarga atau jarak kehamilan.