Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA ANAK BALITA DI DESA TAOPA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAOPA KABUPATEN PARIGI MOUTONG Nenitriana, Nenitriana; Miswan, Miswan; Tasya, Zhanaz
Jurnal Kolaboratif Sains Vol 1, No 1 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (561.282 KB) | DOI: 10.31934/jom.v1i1.427

Abstract

Angka kejadian ISPA di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20% per tahun. Angka kematian ISPA pada balita di Indonesia adalah 6 per 1000 balita. Ini berarti dari setiap 1000 balita setiap tahun 6 diantaranya yang meninggal akibat ISPA sebelum ulang umur 5 tahun. Jika di hitung, jumlah balita yang meninggal akibat ISPA di Indonesia dapat mencapai 150.000 balita per tahun, 12.500 per bulan, 416 per hari, 17 per jam atau 1 orang balita setiap menit. Usia yang rawan adalah usia bayi di bawah 1 tahun, karena sekitar 60-80% kematian terjadi pada bayi, proporsi kematian ISPA pada bayi adalah 29,5%. Artinya dari setiap 100 orang bayi yang meninggal, sekitar 30 orang bayi yang meninggal karena ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian ISPA pada balita di Desa Taopa Wilayah kerja Puskesmas Taopa Kecamatan Taopa Kabupaten Parigi Moutong. Penelitian ini menggunakan  jenis penelitian survey analitik menggunakan pendekatan Cross Sectional,  dengan jumlah sampel sebanyak 52 anak balita uji Statistik  yang digunakan adalah “Chi Square”. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan bermakna antara ventilasi dengan kejadian ISPA pada anak balita dengan nilai ρ 0.000, ada hubungan bermakna antara langit-langit rumah dengan kejadian ISPA pada anak balita dengan nilai ρ 0.000, ada hubungan bermakna antara jenis lantai dengan kejadian ISPA pada anak balita dengan nilai ρ 0.000, dan ada hubungan bermakna antara kamarisasi dengan kejadian ISPA pada anak balita dengan nilai ρ 0.006. Saran kepada instansi diharapkan sebagai bahan evaluasi dan bahan pertimbangan bagi Puskesmas Taopa, Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tengah, dan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil suatu kebijakan dalam melaksanakan pemberantasan penyakit ISPA.