Malaria impor menjadi tantangan kesehatan masyarakat di wilayah dengan mobilitas penduduk tinggi, termasuk Kecamatan Gemarang. Faktor risiko seperti jenis pekerjaan, tingkat mobilitas, dan perilaku pencegahan memiliki peran dalam penularan penyakit ini. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara ketiga faktor tersebut dengan kejadian malaria impor. Penelitian menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan case-control. Populasi penelitian mencakup seluruh Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali ke Kecamatan Gemarang, dengan sampel sebanyak 46 responden (23 kasus dan 23 kontrol) yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara kuesioner terstruktur dan dianalisis menggunakan uji bivariat (chi-square) serta multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan berhubungan signifikan dengan kejadian malaria impor (p=0,000; OR=104,500; 95% CI=10,735-1017,236), tingkat mobilitas memiliki hubungan yang sangat signifikan (p=0,018; OR=5,313; 95% CI=1,498-18,840), sedangkan perilaku pencegahan tidak menunjukkan hubungan yang signifikan (p=0,749). Analisis multivariat mengungkapkan bahwa jenis pekerjaan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian malaria impor (aOR=156,376; p=0,000). Disimpulkan bahwa peningkatan risiko malaria impor terutama dipengaruhi oleh jenis pekerjaan berisiko dan mobilitas tinggi pekerja migran, sementara perilaku pencegahan belum berperan optimal. Diperlukan program pengendalian yang menekankan skrining pra-keberangkatan, pemberian kemoprofilaksis, dan edukasi pencegahan kepada PMI.