Mathematical communication skills are essential in mathematics learning, reflecting how well students can understand, process, and convey mathematical ideas logically and coherently. This study aims to analyze the mathematical communication skills of eighth-grade students in the topic of statistics based on three core indicators: (1) connecting real objects, graphs, and tables to mathematical ideas; (2) explaining mathematical ideas and relationships through visual representations; and (3) expressing ideas using mathematical language or symbols. This research used a qualitative approach with a descriptive method involving three students of varying ability levels (high, moderate, low) from SMP Negeri 1 Bathin Solapan. The instruments included open-ended questions, interview guidelines, and a communication rubric. The results showed that the first indicator had the highest percentage at 75%, followed by the second at 67%, and the third at 58%. High-ability students were able to answer all questions clearly and accurately, while low-ability students had difficulty explaining ideas both verbally and symbolically. These findings highlight the importance of implementing instructional strategies that encourage students to actively communicate their mathematical understanding in both written and visual forms. Kemampuan komunikasi matematis merupakan aspek penting dalam pembelajaran matematika karena menunjukkan sejauhmana siswa mampu memahami, mengolah, dan menyampaikan ide-ide matematis secara runtut dan logis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII pada materi statistika berdasarkan tiga indikator utama: (1) menghubungkan benda nyata, grafik, dan Tabel ke dalam ide matematika; (2) menjelaskan ide dan hubungan matematis melalui representasi visual; dan (3) menyatakan ide matematika menggunakan bahasa atau simbol matematika. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif yang melibatkan tiga siswa dengan tingkat kemampuan berbeda (tinggi, sedang, rendah) di SMP Negeri 1 Bathin Solapan. Instrumen yang digunakan meliputi soal uraian, pedoman wawancara, dan rubrik analisis komunikasi matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator pertama memperoleh persentase tertinggi sebesar 75%, indikator kedua sebesar 67%, dan indikator ketiga sebesar 58%. Siswa dengan kemampuan tinggi mampu menjawab semua soal dengan tepat dan jelas, sementara siswa berkemampuan rendah mengalami kesulitan dalam menjelaskan ide secara verbal maupun simbolik. Temuan ini menekankan pentingnya penerapan strategi pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif mengomunikasikan pemahaman matematis mereka secara tertulis dan visual.