<![CDATA[Gagal ginjal kronik masih merupakan masalah yang mendapat perhatian baik di dunia maupun di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan peningkatan prevalensi yang utamanya didorong oleh peningkatan diabetes melitus, hipertensi, kegemukan dan ketuaan, meskipun ada faktor lainnya yang akan mempengaruhi seperti infeksi, racun, daun-daunan dan lingkungan. Pasien memerlukan pilihan terapi pengganti ginjal untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pasien memilih upaya untuk mempertahankan kondisinya terutama dengan menggunakan terapi hemodialisis. Hal ini berkaitan dengan kebermanfaatan pelayanan hemodialisis, biaya dan hasil yang diharapkan. Kecenderungan pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi ini mengalami kualitas hidup yang rendah. Salah satu faktor yang mungkin berhubungan adalah kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kecemasan dengan kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di RS Dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan metode analitik korelasi dengan desain cross sectional. Sampel berjumlah 44 orang dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner HAR-S untuk mengukur tingkat kecemasan sebanyak 14 pertanyaan, serta WHOQOL-BREF untuk mengukur kualitas hidup sebanyak 26 pertanyaan. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecemasan cenderung berat sebanyak 50,0% dan kualitas hidup cenderung buruk 63,6% dan p-value = 0,0001. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis.]]>
