Swamedikasi merupakan pemilihan dan penggunaan obat yang digunakan untuk perseorangan atau digunakan anggota keluarga seseorang untuk mengobati diri sendiri dengan pengetahuan diagnosis sendiri. Tingginya penggunaan aplikasi kesehatan dan keterbatasan akses terhadap layanan medis menyebabkan meningkatnya swamedikasi. Namun, rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang tepat dapat menyebabkan risiko penyalahgunaan obat dan keracunan. Studi pendahuluan di Kabupaten Karanganyar menunjukkan bahwa banyak pasien memilih swamedikasi batuk. Seseorang membutuhkan pengetahuan dan sikap yang sesuai untuk mendapatkan perilaku yang tepat dalam swamedikasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku swamedikasi batuk di beberapa apotek Kabupaten Karanganyar. Jenis penelitian ini bersifat non eksperimental dengan rancangan studi cross sectional. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner berisi pertanyaan tentang pengetahuan dan sikap terhadap perilaku swamedikasi batuk yang nantinya dibagikan kepada responden dan diisi pada saat itu juga. Teknik pengambilan sampel digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang di ambil harus memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Uji analisis hubungan dilakukan dengan chi square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku didapatkan nilai P value = 0,026 (P<0,05), sikap dengan perilaku didapat nilai P value = 0,002 (P<0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap terhadap perilaku swamedikasi batuk.